Advertorial
Intisari-Online.com – Istri dari Galih Ginanjar, Barbie Kumalasari, merupakan salah satu artis Indonesia yang hidupnya dipenuhi kemawahan.
Contoh, artis yang juga berprofesi sebagai pengacara ini sering memperlihatkan koleksi perhiasannya.
Seperti cincin berlian di jari-jarinya yang selalu menghiasi harinya.
Atau ada juga di mana Barbie dikabarkan merogoh kocek hingga Rp4 miliar untuk mendapatkan tubuh langsing dan cantik seperti sekarang.
Tak heran jika artis satu ini kerap mengundang perhatian khalayak.
Termasuk pengakuan mengejutkannya ke publik baru-baru ini.
Dilansir dari nakita.grid.id pada Rabu (12/6/2019), menurutnya hubungan ranjang dengan suami bukanlah hal tabu untuk diperbincangkan.
Bahkan harusnya menjadi salah satu yang menjadi perhatiannya demi menjaga keharmonisan rumah tangganya.
"Karena menjaga pernikahan itu komunikasi dan hubungan intim," ujar Kumalasari saat ditemui di Gedung Trans TV, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Selasa (11/6/2019) dilansir dari Wartakota.
Kepada media, Barbie mengaku kerap melakukan hubungan intim dengan suami. Bahkan di awal pernikahan pada tahun 2015, ia bisa berhubungan sampai 8 kali dalam sehari.
"Waktu awal-awal nikah sih sehari delapan kali berhubungan intim sama suami," ungkap Kumalasari.
Namun kini intensitas hubungan intimnya dengan suami mulai berkurang, menjadi 3 kali sehari.
"Ya sekarang sih berkurang ya bukan delapan kali lagi.”
“Sehari tiga kali lah berhubungan intim. Lama-lama kewalahan juga (sehari delapan kali)," ucapnya.
Lalu sebenarnya, normalkah seseorang bisa berhubungan intim 3-8 kali dalam sehari?
Sebenarnya berhubungan intim dipengaruhi dari berbagai faktor, yaitu usia, gaya hidup, kesehatan dan dorongan seksual masing-masing pasangan, dan yang terpenting adalah kualitas hubungan mereka.
MelansirThe Sydney Morning Herald, dalam penelitian Kinsey Institute berdasarkan studi psikologis dan survei menyimpulkan usia 18 hingga 29 tahun berhubungan seks rata-rata 112 kali setahun, usia 30 hingga 39 tahun rata-rata 86 kali dan 40 hingga 49 usia rata-rata 69 kali setahun.
Penelitian tersebut juga menyebutkan hal ini bukan masalah kuantitas, melainkan kualitas dan kesehatan
Hal yang lebih penting dari frekuensi berhubungan intim adalah seberapa puas pasangan terhadap kehidupan seksual mereka.
Sedangkan menurut dr. Boyke Dian Nugraha, DSOG, MARS, yang dilansir dari Grid.id, sebenarnya tidak ada batasan baku mengenai benyaknya seseorang bercinta.
Artinya frekuensi banyaknya hubungan intim dalam sehari kembali pada kemampuan dan keinginan suami-istri juga kesehatan masing-masing individu.
Sebab berhubungan intim sangat bergantung dengan beberapa faktor, terutama mood masing-masing.
"Sepanjang keduanya berhasrat, sanggup melakukannya dan sama-sama menikmatinya, kenapa tidak?" katanya.
Selain itu, berhubungan intim memang sebaiknya terjadi secara spontan, tanpa aturan dan jadwal bercinta yang baku.
Walau tidak ada aturan baku, dr Boyke menganjurkan suami istri berhubungan intim secara teratur dalam 1 hingga 4 kali seminggu.
Pertimbangannya adalah frekuensi tersebut sesuai dengan ritme tubuh atau kondisi fisiologis pria maupun wanita.
"Produksi sperma oleh buah zakar boleh dibilang sudah memenuhi kuota penampungan dalam kurun waktu tiga hari.
Apalagi produksi ini memang harus dikeluarkan secara teratur sesuai waktu atau batas kuota alamiah tadi."
Adapun pada wanita justru memperbesar kemungkinan merasakan kenikmatan seksual lebih lama.
Sebab kondisi fisiologisnya memungkinkan kaum hawa merasakan kenikmatan hubungan seksual selama seminggu.
Sebenarnya, masalah hubungan intim sering muncul ketika libido masing-masing pasangan tidak cocok.
Misalnya, salah satu pasangan menginginkan bercinta lebih sering, tetapi karena libido pasangan lainnya tidak seperti dirinya, mereka biasanya akan merasa ditolak dan tidak diinginkan.
Sebaliknya, pasangan yang menginginkan seks lebih jarang sering merasa tertekan dan tidak mampu.
Oleh karena itu, hal yang dapat dilakukan adalah untuk menjadwalkan hubungan intim sehingga pasangan dengan libido rendah tidak merasa tertekan dan pasangan libido lebih tinggi tidak merasa ditolak, seperti yang dilansir dari smh.com.au. (Rosiana Chozanah)