Advertorial

Hati-hati, Diet dan Pola Makan Buruk Picu Munculnya Kanker, Lho!

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah
,
Tatik Ariyani

Tim Redaksi

Sudah jadi rahasia umum bahwa banyak orang ingin memiliki tubuh ideal dengan melakukan diet. Tapi jangan sampai salah.
Sudah jadi rahasia umum bahwa banyak orang ingin memiliki tubuh ideal dengan melakukan diet. Tapi jangan sampai salah.

Intisari-Online.com -Sudah jadi rahasia umum bahwa banyak orang ingin memiliki tubuh ideal dengan melakukan diet.

Padahal, diet dan juga pilihan pola makan memiliki dampak lebih besar daripada yang dibayangkan, lho.

Termasuk memicu munculnya beberapa penyakit kronis.

Sebuah studi terbaru mengungkap, diperkirakan ada 81.110 kasus kanker baru di antara remaja usia 20 tahun ke atas di Amerika Serikat pada 2015 yang dipicu akibat pola makan yang buruk.

Baca Juga: Pesan Khusus Anggota TNI yang Pensiun Dini Kepada Para Komandan: Singa Tak akan Pernah Loyal Kepada Domba

Hasil studi tersebut dipublikasikan di JNCI Cancer Spectrum pada Rabu (22/5/2019), demikian diberitakan CNN.

"Angka ini sama dengan 5,2 persen dari semua kanker invasi kasus kanker yang baru didiagnosa di kalangan dewasa pada 2015."

Begitu kata ahli gizi dan epidemolog kanker di Tufts University, Dr Fang Fang Zhang, yang juga penulis dalam studi tersebut.

Porsi ini, kata dia, sama dengan porsi beban kanker karena alkohol.

Baca Juga: Ani Yudhoyono Dimakamkan Di TMP Kalibata: Ternyata Pelawak Ratmi B-29 Juga Dimakamkan di TMP Kalibata, Kok Bisa?

Pola makan

Para peneliti mengevaluasi tujuh faktor pola makan yang memicu kondisi tersebut.

Kurangnya asupan biji-bijian utuh menjadi penyumbang kasus kanker terbesar di Amerika Serikat.

Diikuti rendahnya konsumsi susu, konsumsi daging olahan yang tinggi, rendahnya konsumsi sayur dan buah, asupan daging merah yang tinggi, hingga konsumsi minuman bergula tinggi.

Studi tersebut menyertakan data dari asupan pola makan orang dewasa di AS antara 2013-2016 dari Survei Kesehatan dan Nutrisi Nasional.

Baca Juga: Bisa Melakukan Operasi 28 Detik, 'Dokter Ugal-ugalan' Ini Memiliki Persentase Kematian 300 Persen!

Sementara data kasus kanker di 2015 berasal dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.

Para peneliti menggunakan model penelitian perbandingan risiko yang melibatkan angka estimasi kasus kanker yang terkait dengan pola makan buruk.

Mereka kemudian mengevaluasi berapa besar diet berimbas terhadap kasus kanker di AS.

Estimasi-estimasi tersebut dibuat menggunakan keterkaitan diet dan kanker di beberapa studi lain.

Baca Juga: Kisah Haru Ani Yudhoyono Sebagai Istri Prajurit, Putar Otak dan Jualan Es untuk Tutupi Gaji SBY yang Tak Besar

Zhang mengatakan, studi-studi sebelumnya menyuguhkan bukti yang kuat bahwa konsumsi daging olahan meningkatkan risiko kanker usus besar, dan konsumsi biji-bijian utuh yang rendah bisa menurunkan risikonya.

"Namun, penelitian kami menghitung jumlah dan proporsi kasus kanker baru yang dikaitkan dengan pola makan buruk di level nasional," kata Zhang.

Diet

Baca Juga: Ani Yudhoyono Tak Sadarkan Diri: Makanan-makanan Kesukaan Banyak Orang Ini Bisa Picu Leukemia, Salah Satunya Daging Olahan

Para peneliti menemukan, kasus kanker yang paling terkait dengan diet adalah kanker usus besar dan anus, yang jumlahnya mencapai 38,3 persen.

Temuan tersebut dilihat dari pola makannya, konsumsi biji-bijian utuh dan susu yang rendah serta konsunsi daging olahan berkontribusi terhadap beban kanker yang lebih tinggi.

Sementara kelompok yang paling terdampak adalah pria usia 45-64 tahun serta etnis-etnis minoritas di AS, seperti orang kulit hitam dan hispanik.

Namun, studi ini memiliki sejumlah batasan. Termasuk data yang belum menjelaskan hubungan kanker dan risiko kanker seiring bertambahnya usia.

Dibutuhkan pula riset lebih lanjut untuk menemukan hubungan yang sama berkaitan dengan tahun dan periode di AS.

Baca Juga: Tangis AHY dan Ibas Pecah Saat Angkat Peti Jenazah Ani Yudhoyono: Ini Dampak Positif Kedekatan Anak Lelaki dengan Ibunya

Jadi pada intinya, pola makan adalah salah satu faktor yang bisa diubah untuk mencegah kanker.

"Studi ini menggarisbawahi kebutuhan untuk menurunkan risiko kanker dan perbedaannya dengan memperbaiki asupan kelompok makanan tertentu," kata Zhang.

Menurut studi yang dipublikasikan di JAMA Internal Medicine, konsumsi makanan organik secara rutin juga bisa berdampak pada penurunan risiko keseluruhan dari pertumbuhan kanker.

Terutama untuk jenis kanker limfoma non-hodgkin dan kanker payudara setelah menopause.

Baca Juga: Tak Berkutik, Satu Keluarga Dijebloskan ke Penjara, Sejarah Baru Bagi KPK

Makanan olahan

Sementara itu, ada risiko kematian dini sebesar 14 persen lebih tinggi dengan peningkatan 10 persen tergantung jumlah makanan olahan yang dikonsumsi.

Padahal, makanan olahan kini menjadi sasaran bagi banyak orang di dunia karena kepraktisannya.

"Banyak orang di dunia membutuhkan solusi instan karena mereka selalu dikejar waktu," kata Associate Profesor Departemen Ilmu Gizi di Rutgers University, Nurgul Fitzgerald, di awal tahun 2019.

Banyak orang yang mengutamakan rasa ketika mencari makanan.

Namun, harga dan kepraktisan juga menjadi aspek penting lainnya, sehingga makanan olahan mungkin menjadi solusi bagi mereka.

Baca Juga: Fakta Kehidupan Pesumo: Hidup Mewah hingga Mempunyai Istri yang Cantik

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Diet dan Pola Makan Buruk Picu Munculnya Kanker "

Artikel Terkait