Advertorial

Kisah Haru Ani Yudhoyono Sebagai Istri Prajurit, Putar Otak dan Jualan Es untuk Tutupi Gaji SBY yang Tak Besar

Nieko Octavi Septiana
,
Mentari DP

Tim Redaksi

Pernah jadi orang nomor satu di Indonesia, SBY dan Ani Yudhoyono pernah alami hidup kekurangan hingga Ibu Ani harus jualan es.
Pernah jadi orang nomor satu di Indonesia, SBY dan Ani Yudhoyono pernah alami hidup kekurangan hingga Ibu Ani harus jualan es.

Intisari-Online.Com -Penah menjabat sebagaiorang nomor satu di Indonesia, ternyata Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ani Yudhoyono pernah hidup susah.

Jika melihat SBY dan Ani, rasa-rasanya mereka selalu terlihat harmonis, gambaran keluarga idaman.

Mungkin memang masa lalu juga yang membuat mereka tetap mempertahankan kesetiaan satu sama lain.

Saat bertemu di Magelang tahun 1973 SBY dan Ani melanjutkan hubungan mereka ke pelaminan pada 1976.

Baca Juga: Bertemu pada 1973 di Magelang, Ini Janji Manis SBY pada Ani Yudhoyono 42 Tahun Silam

SBY seorang prajurit berprestasi asal Pacitan, menikahi putri Gubernur AKABRI.

Setelah menikah dengan SBY, Ani tidak melanjutkan pendidikannya di Fakultas Kedokteran Universitas Kedokteran Indonesia (UKI).

Saat itu ia memilih untuk hidup sederhana sebagai istri seorang prajurit, mendampingi SBY.

Dikutip dari tayangan Hotspot Indonesia (1/6/2019), diketahui saat itu gaji perwira TNI tidak besar.

Sebagai istri, Ani tak mau ambil gampang terima uang dari SBY, ia memutar otak agar bisa turut mencukupi kebutuhan hidup.

Meski ia merupakan putri jenderal legendaris Sarwo Edhie Wibowo, Ani tak pernah meminta bantuan pada ayahnya.

Baca Juga: Kisah Haru Dibalik Kain Batik yang Menutupi Jenazah Ani Yudhoyono, ‘Buat Lebaran Nanti’

Dalam buku Kepak Sayap Putri Prajurit karangan Alberthenie Endah, Ani menuturkan ketika itu akhirnyaia berjualan es dari susu jatah SBY.

Ketika itu SBY berpangkat sebagai letnan satu dan menjadi Komandan Peleton Mortit di Yonif Linud 330 di bale Endah, Bandung, Jawa Barat.

Gajinya saat itu hanya Rp 52.500,00, tapi para prajurit TNI dapat jatah susu kaleng tiap bulannya.

Dalam bukunya disebutkan Ani masih mengingat merek susu itu. Shinta. Dengan beberapa rasa, cokelat, jeruk, dan strawberi.

Bersama-sama kakaknya yang juga istri seorang perwira TNI, Ani membuat susu kaleng jatah suaminya itu menjadi es mambo, hasilnya digunakan untuk menambah uang belanja.

Es mambo buatannya itu lantas dititipi untuk dijual dan ternyata laris manis.

"Pembantu Mbak Titiek kebetulan bersekolah. Dialah yang kami titipi termos dan berjualan es mambo," kenang Ani seperti tertulis dalam buku.

Baca Juga: Telah Tutup Usia, Inilah Momen yang Tak Terlupakan Bagi Ani Yudhoyono Selama Hidupnya

Diakuinya es itu laris manis. Uangnya kemudian digunakan untuk membeli telur, daging atau ikan guna menambah gizi anak-anak mereka.

Bukan hanya jatah susu kaleng yang tak direlakan SBY untuk keluarganya.

Tapi juga terkadang mengambil jatahmakanan tambahan lalu dibawa pulang untuk disantap istri atau anaknya.

Jatah makan itu berupa satu cangkir kaleng bubur kacang hijau dari kantornya.

"Pak SBY tidak menyantapnya di kantor, melainkan disimpan untuk dibawa pulang."

"Sampai di rumah, biasanya aku olah kembali dengan menambahkan santan, gula merah dan pandan agar jumlah bubur kacang hijau semakin banyak dan bisa disantap bersama keluarga," kisah Ibu Ani.

Begitupun untuk kebutuhan protein, jika mendapat jatah telur rebus,SBY tak langsung memakannya.

Seperti susu atau bubur kacang hijau, telur itu dibawanya pulang untuk diberikan pada Agus.

Melihat betapa perhatian dan bertanggungjawabnya SBY pada keluarga bahkan ketika dilanda kekurangan, Ibu Ani mengaku kadang tak kuasa membendung air mata.

Namun ia tak pernah menyesali keputusan hidupnya untuk menjadi istri seorang prajurit.

Baca Juga: Unggahan Terakhir Ani Yudhoyono yang Menyentuh Hati Sebelum Meninggal, 'Akhirnya Bisa Menghirup Udara Segar'

Artikel Terkait