Dari analisis Hermawan, luka tersebut kemungkinan besar bukan berasal dari polisi.
Sebab, bila dalam kondisi tersebut, polisi akan menembak berkali-kali ke arah perusuh.
Maka dari itu, bila polisi pelakunya terdapat lebih dari satu luka tembakan.
"Single bullet itu satu peluru nembak dan kenanya kepala. Kalau polisi, dia pasti dor, dor, dor (memperagakan menembak lebih dari satu kali), banyak."
"Biasanya lubangnya enggak hanya satu," jelas Hermawan.
Selain itu, posisi luka tembakan juga termasuk janggal.
Bila polisi yang melakukan tembakan maka yang paling mudah adalah mengarah tubuh.
Namun, luka tembakan yang ada pada korban adalah di kepala dan leher.
"Dan yang paling gampang nembak badan, ada lubang dua di depan atau belakang," katanya.
Hermawan mengatakan senjata api yang digunakan untuk menembak adalah jenis glock.
Senjata api glock termasuk senjata polisi yang digunakan untuk menembak dengan jarak pendek.
Namun saat kejadian berlangsung, ia menyebut tak ada perwira polisi di bagian depan.
Sementara, berdasarkan pengamatan, semua korban ditembak dengan jarak tak lebih dari 100 meter.
"Kan enggak ada perwira yang di depan. Semua kalau kita lihat itu dari jarak tembak yang pendek, tidak lebih dari 100 meter," katanya.
"Kenapa? Kalau peluru ditembakkan di sini (menunjuk kepala) lubang keluarnya itu lebih lebar."
"Ini kan single bullet masuk sebesar proyektil, keluarnya sebesar proyektil," imbuhnya.
Polisi Tangkap Pelaku Penyelundupan Senjata
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menunjukkan senjata yang berhasil diamankan oleh kepolisian.
Senjata tersebut rencananya akan digunakan oleh perusuh di aksi demonstrasi 22 Mei.
Baca Juga: Tanpa Pejantan, Seekor Induk Anakonda 'Perawan' Lahirkan 18 Bayi, Benarkah Kloningan?
Source | : | Warta Kota |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR