Intisari-Online.com - Wilayah Tanah Abang menjadi salah satu titik bentrokan antara pendemo dengan aparat kepolisian dalam demonstrasi terkait pengumuman hasil Pemilu 2019 (21-21 Mei 2019).
Demonstrasi terjadi seiring dengan pengumuman hasil pemilu oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang memenangkan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin meraih 55,50% suara.
Sementara pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno memperoleh 44,50% suara.
Demonstrasi yang awalnya berjalan damai tersebut kemudian menjadi kerusuhan pada malam hari dengan beberapa informasi menyebutkan beberapa orang terluka, bahkan ada yang meninggal dunia.
Baca Juga: Ini Sejarah Bom Molotov, Jenis Bom yang Dilemparkan Massa 22 Mei ke Polisi
Tanah Abang, yang menjadi titik bentorkan, sebenarnya memiliki kisah sejarah sendiri yang sangat menarik untuk disimak. Seperti diuraikan berikut ini.
Sekarang kita umumnya ke Pasar Tanah Abang untuk membeli tekstil atau pakaian jadi. Namun pasar Tanah Abang pernah lebih terkenal sebagai pasar kambing. Selama dua setengah abad itu pasar tersebut beberapa kali mengalami musibah.
Pasar Tanah Abang yang kesohor sebagai pasar tekstil, Agustus tahun ini genap berusia 250 tahun. Pasar ini sekarang tergolong salah satu pasar kota di Jakarta.
Artinya, tempatnya strategis dan luas, bangunannya permanen, mampu melayani seluruh wilayah Jakarta dan sekitarnya, serta yang diperdagangkan pun lengkap. Pasar berbentuk modern, bertingkat dengan fasilitas memadai ini menempati areal seluas 2,6 hektar dengan luas bangunan 11.154 m2.
KOMENTAR