Advertorial

Ini Sejarah Bom Molotov, Jenis Bom yang Dilemparkan Massa 22 Mei ke Polisi

Mentari DP

Editor

Rabu (21/5/2019) dini hari, massa mulai melemparkan bom molotov ke arah polisi yang berjaga di bawah underpass Pasar Grosir Tanah Abang.
Rabu (21/5/2019) dini hari, massa mulai melemparkan bom molotov ke arah polisi yang berjaga di bawah underpass Pasar Grosir Tanah Abang.

Intisari-Online.com - Aksi massa di sekitar Bawaslu, Jakarta Pusat mulai ricuh pada Selasa (21/5/2019) malam hingga Rabu (21/5/2019) dini hari sekitar pukul 01.50 WIB.

Menurut pantauan kompas.com pada Rabu (21/5/2019) dini hari, massa mulai melemparkan bom molotov ke arah polisi yang berjaga di bawah underpass Pasar Grosir Tanah Abang, Jakarta.

Untuk mengamankan kondisi, polisi membalas serangan tersebut dengan beberapa tembakan gas air mata sebagai peringatan polisi atas petasan dan beberapa bom molotov yang dilemparkan kepada mereka.

Hingga pukul 02.30 WIB, aksi serangan dan balasan tersebut terus terjadi.

Baca Juga: Beberapa Jalan Ditutup Karena Aksi Massa 22 Mei di Depan Bawaslu, Ini Jalan Alternatifnya

Istilah "bom molotov" kemungkinan besar tidak terlalu asing terdengar di telinga orang Indonesia.

Bom ini kerap digunakan saat terjadi kerusuhan karena dianggap mudah dibuat dan cukup membuat efek 'seram' dengan ledakan dan api yang muncul akibatnya.

Namun, tahukan Anda sejarah dari bom ini?

Apalagi soal namanya yang 'berbau' Rusia?

Untuk mengetahui sejarah bom 'rumahan' tersebut, mari kita simak artikel berjudul "Apa Itu Bom Molotov?" yang tayang dikompas.comberikut ini.

Di Indonesia, penggunaan bom molotov biasanya identik dengan pergerakan mahasiswa.

Simak saja, pergerakan mahasiswa pada tahun 1998 yang bersama masyarakat akrab dengan jenis bom yang satu itu.

Contoh polisi nampaknya harus bekerja keras mencari siapa yang meletakkan 10 bom molotov di rangkaian kereta api Cirebon Ekspress KA 91 untuk rute Cirebon-Jakarta , Selasa (29/7/2019).

Kenapa harus ekstra keras? Karena siapa pun dapat membuat bom itu.

Baca Juga: Live Streaming Kompas TV Terkait Terkini Aksi Massa 22 Mei di Tanah Abang, Markas Brimob, dan Depan Bawaslu

Molotov memang sangat mudah dirakit. Siapa pun dapat membuatnya dari botol yang biasa diisi oleh bensin dan diberikan sumbu.

Bom ini hanya memberikan efek terbakar.

Sebelum dilemparkan sumbu bom dibakar terlebih dahulu.

Awalnya, bom molotov digunakan pejuang Finlandia dalam menghadang invasi Uni Soviet pada perang musim dingin 30 November 1939.

Bom sederhana ini cukup ampuh menjebak dan merusak tank -tank Uni Soviet.

Akibat serangan molotov, awak tank pun terpaksa keluar dari perlindungan baja tank, untuk menghadapi dua ancaman yakni serangan tembakan pasukan Finlandia dan musim dingin Finlandia yang ganas.

Dari mana asal kata Molotov?

Kata Molotov yang dimaksud adalah Vyaceslav M. Molotov, Menteri Luar Negeri Uni Soviet pada masa pemerintahan Joseph Stalin, yang menandatangani perjanjian baik dengan Jerman /pemerintahan Nazi dan Jepang.

Meski jenis bom ini sederhana, namun efek yang ditimbulkan jika bom itu membakar rangkaian kereta api tentu tidak kita inginkan.

Bila bom itu terbakar tentu dapat berpotensi menyebabkan korban jiwa.

Tentu kita berharap aksi massa pada 22 Mei hari ini berjalan tanpa ada serangan yang bisa melukai banyak orang.

Baca Juga: Sering Disebut, Sebenarnya Apa dan Siapa Saja yang Dapat Dikenai Pidana Terkait Aksi ‘Makar’?

Artikel Terkait