Advertorial
Intisari-Online.com- Ilmu pengetahuan dapat meningkatkan kualitas kehidupan orang-orang di bumi dengan cara beragam.
Ilmu pengetahuan yang terus berkembang seiring dengan zaman semakin memudahkan manusia dalam menjalani kehidupan.
Tapi pada praktiknya, pengembangan ilmu pengetahuan juga bisa menjadi sesuatu yang justru membahayakan kehidupan manusia.
Dalam sejarah, ambisi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan justru membuat ilmuwan melupakan batasan dan justru membuat manusia menderita karenanya.
Baca Juga : Temui Objek 279, Tank Berat Eksperimental Soviet yang Mampu Lintasi Segala Medan, Termasuk Rawa-rawa
1. Proyek MKUltra
Proyek MKUltra adalah usaha CIA untuk menguasai kontrol pikiran yang dimulai pada tahun 1950an dan berlangsung sampai 1966
Tujuan proyek ini adalah mengkombinasikan penelitian senjata kimia untuk menciptakan obat pengontrol pikiran untuk memerangi Soviet.
Namun, pada praktiknya pengujian MKUltra sering diberi obat terutama halusinogen seperti LSD.
Baca Juga : Eksperimen Kontroversial China, Ciptakan Kera Berotak Pintar Layaknya Manusia Berevolusi?
Orang-orang yang diuji dibuat tertidur dan kekurangan sensorik, hipnotis, pelecehan seksual dan jenis penyiksaan psikologis lainnya, sementara beberapa tes terbukti mematikan.
2. Senjata Biologis
Pada tahun 1980-an, program penelitian perang biologis Uni Soviet menemukan cara menggunakan wabah, yang diketahui sangat mematikan, sebagai senjata yang akan diluncurkan pada musuh-musuh di hulu ledak rudal.
Selain wabah, program senjata biologis Soviet juga memiliki ratusan ton antraks dan cacar.
3. Large Hadron Supercollider
Large Hadron Supercollider (LHC) di Swiss, yang dibangun untuk mempelajari fisika partikel, adalah mesin ilmiah terbesar dan instrumen ilmiah tercanggih di dunia yang memiliki magnet raksasa.
Namun, LHC telah disalahgunakan, sehingga menyebabkan gempa bumi dan menarik asteroid ke bumi.
Baca Juga : Perintahkan Eksperimen Manusia Setengah Kera, Ini 4 Fakta Diktator Soviet Joseph Stalin
LHC diklaim tidak akan menghasilkan lubang hitam yang bisa menelam bumi, namun beberapa teori menunjukkan bahwa pembentukan lubang hitam kecil mungkin dilakukan.
4. Percobaan Sifilis Tuskegee
Pada studi yang didanai pemerintah tahun 1932-1972, peneliti menolak pengobatan untuk sifilis pada 399 pasien Afrika Amerika di pedesaan Alabama.
Pasien tersebut sebenarnya tidak diberitahu bahwa mereka menderita sifilis, sehingga hanya diobati dengan plasebo.
Tujuan percobaan tersebut adalah untuk mempelajari kemajuan alami sifilis jika tidak diobati.
28 orang dalam penelitian meninggal karena sifilis sementara 100 orang meninggal akibat komplikasi terkait.
5. Kola Superdeep Borehole
Eksperimen Soviet tahun 1970 yaitu berusaha mengebor sedalam mungkin ke kerak bumi dan tahun 1994 mereka membuat lubang sepanjang 12 km diSemenanjung Kola di barat laut Rusia.
Dengan lubang yang dibuat, ada kekhawatiran pengeboran ke arah pusat bumi dapat menghasilkan efek seismik yang tak terduga, seperti membuka planet ini.
6. Studi STD Guatemala
Dari tahun 1945 sampai 1956, sekitar 1500 orang Guatemala sengaja dibuat terinfeksi penyakit menular seksual, termasuk sifilis dan gonore oleh pemerintah AS.
Subyek termasuk anak yatim piatu, narapidana, pelacur dan wajib militer dan periset menggunakan pelacur yang terinfeksi penyakit, suntikan, dan metode tidak bermoral lainnya untuk membuat subjek mereka sakit.
7. Proyek penyembuhan homoseksual
Program penyiksaan medis dilakukan di Afrika Selatan antara tahun 1971 dan 1989 untuk "menyembuhkan" homoseksualitas dalam wajib militer.
Hal itu dilakukan dengan perawatan paksa seperti terapi kejutan listrik danpengebirian kimiawi.
8. Percobaan Kamp konsentrasi Nazi
Nazi melakukan eksperimen medis terhadap para tahanan yaitu dengan sengaja membuat mereka hipotermia, menginfeksi tahanan dengan malaria, menggunakan gas mustard, sterilisasi paksa, memberi tahanan racun yang berbeda, menginfeksi luka dengan bakteri dan mengisinya dengan serutan kayu dan kacang tanah.
Dokter Josef Mengele yang dijuluki ilmuwan jahat fokus pada anak kembar dari Yahudi atau Roma (gipsi).
Seharusnya eksperimen itu untuk mempelajari hereditas, namun dia justru mengeluarkan organ dari orang lain tanpa anestesi, suntikan dengan bakteri mematikan dan pemotongan.
(Tatik Ariyani)
Baca Juga : Demi Eksperimen Raja James IV, Dua Bayi Malang Diasingkan di Pulau Terpencil