Ia sangat ingin artis-artis Perancis ikut serta menangani penobatannya karena mengingat penobatan Napoleon Bonaparte yang sangat ia kagumi.
Tentang Napoleon ia mempunyai dokumentasi yang sangat penting. Ia juga mengingatkan saya bahwa Perancis adalah tanah airnya yang kedua".
Negara Bokassa adalah bekas jajahan Perancis.
"Dengan Bokassa orang tidak bicara perihal uang. Kepada Menteri Keuangannyalah saya mengajukan honorarium sebulan kemudian yang segera diterima."
Setelah itu Olivier Brice bekerja siang-malam. Untuk membuat tahta saja ia memerlukan 30 pegawai.
Tahta tingginya 3,5 meter. Lebarnya 4,5 m. Beratnya 2000 kg. Tahta itu berbentuk elang, dari perunggu yang pada dadanya diberi relung untuk duduk yang diberi lapisan beludru.
Keretanya megah seperti milik Napoleon. Kereta yang dipahat itu akan dilapisi emas dan bludru.
Di dalamnya akan dilapisi dengan bludru merah yang sama seperti tahtanya. Kereta itu akan ditarik oleh 6 ekor kuda putih yang juga akan didatangkan dari Perancis.
Tahta dan kereta ini harus selesai akhir Oktober untuk dipakai dalam "latihan".
Setiap 3 minggu sekali, Olivier Brice pergi ke Bangui untuk memperlihatkan kemajuan dari barang-barang pesanan yang dibuatnya, lewat foto-foto.
Sonon Jean Bedel Bokassa dan permaisurinya, Catherine sangat puas sampai saat ini.
(Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Agustus 1977)
Source | : | Majalah Intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR