arena hidup ini punya Yang Kuasa. Kapan pun diambil saya ikhlas,” ucapnya lirih.
Saat ini dia berharap ada warga yang berbaik hati memperbaiki gubuknya yang mulai miring.
Gubuknya merupakan satu satunya tempat yang tersisa meski kadang lapar menderanya.
“Tidak tahu mau ke mana lagi kalau rumah ini sampai roboh?” katanya.
Layak Miran (60), tetangga terdekat Mbah Supali mengaku dulunya Supali memiliki beberapa istri.
Setelah istrinya meninggal, Supali sempat dibawa anaknya yang berada di Pulau Sumatera. Namun karena tidak betah, Supali kembali ke Desa Dadapan.
“Anaknya banyak, dulunya banyak istrinya. Yang di sini meninggal, pas ditinggal di Sumatera rumahnya dijual oleh anak tirinya,” katanya.
Supali mengaku mendapatkan bantuan beras dan BPJS dari perangkat desa.
Meski memiliki anak dari beberapa istrinya, namun dia mengaku pasrah untuk menjalani sisa hidup di Desa Dadapan. (Kontributor Magetan, Sukoco)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rumah Dijual Anak, Supali Menggelandang hingga Tinggal di Gubuk Reyot"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR