Menurut masyarakat asli Toraja, hanya mereka yang berdarah bangsawan yang boleh membangun Tongkonan.
Masyarakat biasa tinggal di rumah yang lebih kecil dengan desain yang tidak terlalu rumit seperti Tongkonan.
Baca Juga : Ini Hukuman yang Diterima Dua Pemuda yang Injak Tengkorak di Pemakaman Tua Toraja
Jika dilihat dari luar, Tongkonan memiliki kekhasan bentuk atap seperti perahu besar. Proses pembangunan rumah adat ini pun cukup sulit.
Untuk membangunnya, proses ini harus dibantu oleh seluruh anggota keluarga.
Salah satu Tongkonan telah diubah fungsinya menjadi museum. Ia memamerkan benda-benda unik dan bersejarah dari adat istiadat kuno.
Keramik Tiongkok, patung, belati, parang, hingga bendera pertama yang pernah dikibarkan di Toraja pun terpajang di sana.
Baca Juga : Lebih Seram dari Toraja, di Madagaskar Banyak Warga Tewas Usai Menari-nari dengan Mayat
Museum tersebut juga membuka workshop bagi pengunjung yang ingin melatih keterampilannya membuat karya seni dari bambu.
Tidak jauh dari Tongkonan, terdapat batu menhir di tengah sawah–penanda jalan menuju bukit mistis bernama Bukit Buntu Ke'su yang merupakan situs pemakaman kuno berusia 700 tahun.
Di jalur bukit yang berbatu, berserakan tengkorak dan tulang manusia. Beberapa di antaranya bahkan menumpuk tinggi dalam bejana besar berbentuk perahu atau sampan.
Source | : | nationalgeographic.co.id |
Penulis | : | Katharina Tatik |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR