Advertorial

Kegembiraan Gadis 10 Tahun Karena Bisa Naik Seluncuran Impian Berubah Jadi Petaka, Jantungnya Berhenti Berdetak Saat Ia Tiba di Bawah

Nieko Octavi Septiana
,
Tatik Ariyani

Tim Redaksi

Foto selfie London yang diambil 45 menit sebelum ia terkena serangan jantung.
Foto selfie London yang diambil 45 menit sebelum ia terkena serangan jantung.

Intisari-Online.com – Seorang gadis berusia 10 tahun tewas setelah bermain seluncuran setinggi 273 kaki (83,2 m) di taman air.

Orang tua gadis kecil itu tak menyangka kegembiraan yang dirasakan mereka dan juga putrinya karena akhirnya bisa mencoba seluncuran di taman air berubah menjadi petaka.

Diwartakan dalam The Sun pada Selasa (30 April 2019), korban yang bernama London Eisenbeis pada awalnya sangat gembira karena orang tuanya akhirnya mengabulkan permintaannya untuk pergi ke taman air.

Setelah menunggu dua tahun, akhirnya ia dan keluarganya pergi pada 18 Februari 2018 ke taman air Splash Village Zahnder, Michigan, Amerika Serikat.

Baca Juga : Ini Batasan Waktu Anak di Bawah Umur 5 Tahun Menatap Layar Elektronik Menurut WHO

Di sana ia mencoba seluncuran kapsul setinggi 83,2 meter yang selalu menjadi impiannya.

Namun nahas, ternyata seluncuran yang diinginkannya membuat ritme jantungnya menjadi tidak normal dan ia mengalami serangan jantung.

London masuk ke dalam kapsul seluncur itu dan terlihat sangat gembira, mengacungkan jempolnya pada sang ayah.

“London melihat ke ayahnya, mengangkat dua jempol dan tersenyum, namun keluar turun dari seluncuran dengan serangan jantung,” kata Ibu korban, Tina (44).

Baca Juga : Anak Anda Lahir pada Pagi Siang atau Malam Hari? Yuk, Cari Tahu Kepribadiannya Sesuai Waktu Lahir Anak Anda!

Tina mengatakan seluncuran itu memiliki suara seperti detak jantung di bagian atas (tempat orang-orang akan masuk ke seluncuran).

“Suamiku mengatakan seluncuran yang dinaiki putri kami memiliki suara detak jantung di bagian atas yang membuatnya semakin menyeramkan. Siapa yang menyangka dia (London) keluar tanpa memiliki detak jantung?”

Ketika ia keluar dari seluncuran itu, beberapa detik kemudian jantungnya berhenti berdetak dan tenggelam.

“Aku dengar suara peluit,” Tina menjelaskan saat itu ia tengah duduk di sisi lain menunggu dua putrinya dan suaminya.

Baca Juga : Sakit Leher Karena Selalu Terpaku pada Ponsel? Ini Tips Mencegahnya!

“Aku seperti, ‘Oh, mungkin ada anak-anak yang bermain dengan peluit’. Tapi dalam beberapa menit aku mulai melihat wanita-wanita tampak ketakutan.

Seorang wanita menghampiriku mengatakan ‘Seseorang tenggelam di sana’, saat itu saya mulai gugup.”

Tina memutuskan memanggil suaminya, Jerry, untuk memastikan semuanya baik-baik saja.

Namun ia langsung mendapat telepon dan menemukan pemandangan mengerikan.

Baca Juga : Studi: Minum Kopi 3 Hingga 8 Cangkir Bisa Bikin Panjang Umur

“(Jerry) melihat ke bawah dan ada seprai di atas dan saya tahu itu salah satu dari anak-anak saya. Itu adalah hal yang mengerikan, tidak ada tanda-tanda,” ungkapnya.

London, gadis yang berbakat di bidang senam itu langsung dilarikan ke Covenant Health Care di Saginaw sebelum akhirnya diterbangkan ke rumah sakit anak Universitas Michigan.

Di rumah sakit itu London dipakaikan alat bantuan hidup namun ia meninggal dunia sembilan hari setelah tragedi di taman air itu, pada 27 Februari 2018.

Gadis kecil penyuka kucing itu dimakamkan pada 3 Maret 2018 dengan gaun dansa untuk perayaan Hari Ayah–Anak Perempuan yang ia pilih sendiri untuk merayakan hari tersebut.

Baca Juga : Benarkah Stres Bisa Sebabkan Kanker? Ini Jawaban dan Peringatan dari Para Ahli

London juga tidak dipakaikan sepatu, orang tuanya mengatakan agar London ‘terlihat seperti malaikat’.

Kejadian menyedihkan itu tak pernah disangka kedua orang tuanya karena mereka tak mengetahui bahwa London ternyata memiliki kondisi kelainan langka yang fatal.

Orang tuanya mengatakan London terlihat sebagai anak yang sehat, namun ternyata ia memiliki Long QT Syndrome (LQTS), sebuah keadaan serius yang menyebabkan ritme jantung tak normal.

Ibunya mengatakan pada The Sunpada Februari tahun lalu, berharap agar orang tua lain meningkatkan kewaspadaan tentang kondisi jantung tak wajar yang ‘tersembunyi’.

Artikel Terkait