Intisari-Online.com - Tak terasa sebentar lagi kita akan menyambut datangnya bulan Ramadan.
Seperti yang sudah diketahui, pada bulan ini, umat muslim akan menjalankan ibadah puasa satu bulan penuh.
Perlu Anda tahu juga bahwa bahwa puasa sangat bermanfaat untuk tubuh.
Pada orang dengan penyakit tertentu pun, ternyata juga bermanfaat. Contohnya pada orang dengan kasus diabetes.
Baca Juga : Tubuh Ani Yudhoyono Semakin Kurus, Ternyata Minuman Sejuta Umat Ini Bisa Jadi Penyebab Leukimia
Tapi bagaimana dengan para penderita penyakit jantung yang ingin berpuasa?
Puasa Ramadan aman untuk dilakukan bagi orang dengan penyakit jantung, asalkan penyakit yang dideritanya terkontrol dan tidak dalam kondisi akut.
Plus pada saat berbuka, makan secukupnya saja dan tidak lantas “balas dendam” agar tetap meringankan faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.
Untuk diketahui, fakor risiko yang paling banyak dihubungkan dengan kejadian penyakit jantung koroner dan stroke adalah kadar lemak dalam darah, faktor koagulasi dan pembekuan darah, tekanan darah tinggi, dan kebiasaan merokok.
Kadar lemak darah dipengaruhi oleh perubahan pola makan dan jenis makanan, konsumsi gula olahan, dan aktivitas fisik.
Penelitian menunjukkan bahwa puasa di bulan Ramadan dapat mempengaruhi berbagai faktor risiko di atas.
Penelitian yang dilakukan oleh Mohsen Nematy (2012) menyimpulkan bahwa terdapat perubahan dari profil lemak dan perbandingan lemak baik dan lemak jahat selama puasa di bulan ramada.
Contohnya, kadar kolesterol darah menurun dari 193,4±51 mg/dl menjadi 184,3±42 mg/dl setelah Ramadan, begitu pula dengan kadar trigliserida yang menurun dari 4.5±1 mg/dl menjadi 3,9±1 mg/dl dan lemak jahat, yaitu LDL.
Baca Juga : Tepat pada 1 Mei Besok, Indonesia akan Menjabat Sebagai Presiden Dewan Keamanan PBB
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR