Advertorial
Intisari-Online.com – Apakah Anda tipe yang sering sarapan dan makan malam?
Jika iya, maka Anda beruntung.
Sebab, ada sebuah penelitian yang mengungkapkan bahwa mereka yang sering melewatkan sarapan dan tidak makan malam bisa memiliki masalah kesehatan.
Masalah kesehatan apa itu?
Baca Juga : Cinta Penelope Derita Kanker Stadium Tiga: ‘Saya Dulu Sering Minum Alkohol, Begadang, dan Merokok’
Dilansir dari dailymail.co.uk pada Jumat (19/4/2019), para peneliti dari Universitas Negeri São Paolo di Brazil melakukan analisis terhadap 113 orang yang menderita serangan jantung.
Hasilnya mereka menemukan 57 persen dari para peserta melewatkan sarapan setidaknya tiga kali seminggu, 51 persen makan malam tiga kali seminggu, dan 41 persen melewatkan sarapan dan makan malam mereka terlambat.
Para peneliti juga menemukan bahwa mereka yang secara teratur melewatkan makan pagi dan makan malam dalam waktu dua jam sebelum tidur adalah empat hingga lima kali lebih mungkin meninggal dalam waktu sebulan setelah serangan jantung mereka, atau menderita serangan berulang.
Menurut para peneliti, yang menerbitkan temuan mereka di European Journal of Preventive Cardiology, mengubah cara makan akan menjadi cara mudah untuk meningkatkan kesehatan mereka.
"Nutrisi adalah cara yang relatif murah dan mudah untuk meningkatkan prognosis,” kata pemimpin studi, Dr Marcos Minicucci.
Baca Juga : Yuk Belajar Menerima Kekalahan Sejak Kecil Agar Lebih Bahagia Saat Dewasa
Dia juga merekomendasikan interval minimum dua jam antara makan malam dan waktu tidur.
Menurutnya, cara terbaik untuk hidup adalah sarapan seperti raja.
Contoh, sarapan yang baik biasanya terdiri dari produk susu, roti gandum, bagel, sereal, dan buah-buahan utuh.
Jumlah seharusnya sekitar 15 hingga 35 persen dari total asupan kalori harian kita.
Para peneliti mengatakan orang yang melewatkan sarapan dan makan malam lebih larut juga lebih cenderung memiliki kebiasaan tidak sehat lainnya.
Contohnya seperti merokok dan kurang melakukan olahraga.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa dua perilaku makan secara independen terkait dengan hasil yang lebih buruk setelah serangan jantung.”
“Tetapi kebiasaan buruk lainnya bisa akan memperburuk keadaan.”
Contoh kebiasaan lain di luar melewatkan sarapan, tidak makan malam, merokok, dan tidak berolahraga adalah orang yang bekerja lembur.
Karena mereka yang bekerja lembur sangat rentan terlambar makan malam.
Baca Juga : Awas, Konsumsi 1 Iris Daging Sehari Berisiko Kena Kanker Usus Besar Lebih Besar
Apa itu serangan jantung?
Data menunjukkan ada 200.000 kunjungan rumah sakit karena serangan jantung di Inggris setiap tahun. Sementara ada sekitar 800.000 setiap tahun di AS.
Serangan jantung, yang secara medis dikenal sebagai infark miokard, terjadi ketika suplai darah ke jantung tiba-tiba tersumbat.
Gejalanya meliputi nyeri dada, sesak napas, dan merasa lemah dan cemas.
Serangan jantung umumnya disebabkan oleh penyakit jantung koroner, yang dapat disebabkan oleh merokok, tekanan darah tinggi, dan diabetes.
Perawatan biasanya obat untuk melarutkan bekuan darah atau operasi untuk menghilangkan penyumbatan.
Baca Juga : Pramugari Koma Setelah Kena Campak di Pesawat: Ini Masalah Kesehatan yang Bisa Dialami Pramugari