Advertorial
Intisari-Online.com -Seorang ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Desa Sukaharja, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, bernama Jaenal (56) meninggal dunia setelah bertugas, Rabu (17/4/2019).
Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai Guru SD tersebut jatuh pingsan saat melakukan pengecekan diTPS 09 di wilayahnya dan sempat dilarikan ke Rumah Sakit Milenia Kota Bogor.
Meski sempat menjalani penanganan intensif di ruang IGD, nyawa Jaenal tak dapat diselamatkan dan dinyatakan meninggal dunia pada pukul 14:30 WIB.
"Kurang tidur, maka pas pelaksanaan pemilihan kecapekan, maka pingsan sewaktu melaksanakan pengecekan di TPS tadi," ujarKapolsek Cijeruk AKP Anak Agung Raka, seperti dilansri INTISARI darikompas.com.
Baca Juga : Pemilu Pertama Indonesia 1955: Kisah Perselisihan Soekarno-Hatta yang Bersatu Jadi Dwitunggal
Seperti halnya Jaenal, banyak orang terpaksa lembur demi pekerjaan. Terkadang, mereka kerap kehilangan waktu tidur yang membuatnya merasa lelah dan kekurangan energi.
Untungya, riset baru menemukan solusi bagi mereka yang "gila kerja".
Disebutkan, praktik mindfulness dapat membantu orang mengisi kembali waktu tidur yang hilang.
Praktik mindfulness selama 10 menit sehari memiliki manfaat yang setara dengan tambahan tidur malam selama 44 menit.
Baca Juga : Pemilu Sudah Berakhir, Yuk Perbaiki Hubungan dengan Kerabat yang Sempat Retak
Demikian kesimpulan riset yang diterbitkan dalam Journal of Business Venturing.
Charles Murnieks, sang pemimpin riset yang berasal dari Oregon State University mengatakan, tidur memang tak bisa digantikan dengan praktik mindfulness.
Setidaknya, kita bisa membantu memberi kompensasi dan sedikit pertolongan untuk mengatasi efek dari kurang tidur.
NHS mendefisisikan mindfulness sebagai praktik melatih fokus pada apa yang terjadi saat ini, meningkatkan kesadaran pikiran, dan perasaan kita sendiri.
Ini dapat dipraktikkan dalam beberapa cara, misalnya melalui media yoga dan meditasi.
Namun, kita juga bisa mempraktikannya dalam aktivitas sehari-hari.
Dalam riset ini, peneliti melakukan dua percobaan dengan peserta yang berprofesi sebagai pengusaha atau wiraswasta.
Riset pertama mencakup 105 pengusaha dari seluruh AS.
Baca Juga : Kisah Pemilu 2014: Caleg Gagal Ingin Jual Ginjal Demi Bayar Utang Kampanye Rp420 juta
Peneliti menanyakan tingkat kelelahan, durasi tidur dan apakah mereka melakukan pratik mindfulness atau tidak.
Hasilnya, lebih dari 40 persen peserta bekerja selama 50 jam atau lebih setiap minggu. Rata-rata durasi tidur mereka juga kurang dari enam jam dalam semalam.
Periset menemukan, peserta yang tidur lebih banyak atau melakukan praktik mindfulness memiliki tingkat kelelahan yang rendah.
Pada percobaan kedua, peneliti merekrut 329 peserta. Peneliti juga mengajukan pertanyaan yang sama pada percobaan pertama.
Hasil tetap sama. Praktik mindfulness terbukti dapat mengurangi rasa lelah.
Namun, Murnieks mengatakan praktik mindfulness tetap memiliki keterbatasan.
"Jika kita merasa stres dan kurang tidur tidur, kita dapat mengimbangi dengan latihan mindfulness sampai titik tertentu," kata dia.
Di sisi lain, kata Murnieks, mindfulness hanya bisa mengurangi rasa lelah akibat kurang tidur. Jadi, saat kita cukup tidur manfaat ini tak akan terasa.
"Bagaimanapun, praktik ini dapat memberi bantuan pada saat-saat tertentu," tambahnya.
(Ariska Puspita Anggraini)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lelah Kerja? Cobalah Atasi dengan "Mindfulness"".
Baca Juga : Kisah Pemilu 2014: Caleg Gagal Alami Stres, Bahkan Ada yang Bunuh Diri