Advertorial
Intisari-Online.com – Ini kisah antara ayah dan anak.
Dilansir dari Bright Side pada Senin (15/4/2019), Diana Kim baru berusia 5 tahun ketika orangtuanya berpisah dan ayahnya menjadi apa yang disebutnya “hilang”.
Karena menjadi orangtua tunggal, ibu Diana mengalami masa-masa sulit.
Kehidupannya jauh dari saudara dan temannya. Bahkan kadang-kadang dia dan Diana kecil tinggal di taman atau menghabiskan malam di mobil mereka.
Baca Juga : Hanya Gunakan Seutas Tali, Video Para Pekerja Listrik Tidur Siang di Ketinggian 50 Meter Jadi Viral
Tetapi saat itu, baik ibu Diana dan Diana memandang pengalaman ini sebagai kesempatan untuk membangun keterampilan bertahan hidup.
Lalu Diana tahu bahwa ayahnya pernah memiliki studio fotografi.
Oleh karenanya, minatnya minatnya pada fotografi dimulai dari itu. Karena ia punya ‘darah fotografi’ dalam tubuhnya.
Sebagai calon fotografer, Diana mulai memotret para tunawisma ketika dia masih kuliah.
Tujuannya sebagai proyek dan berlanjut bahkan ketika dia menjadi seorang fotografer profesional.
Bukan tanpa alasan Diana memilih memotret para tunawisma tersebut.
Menurutnya, proyek ini sangat mirip dengan kisahnya. Sebab, masa kecilnya juga dipenuhi kehidupan ‘kasar’.
Fakta inilah yang membuat dapat memotret dengan hati dan dapat memahami perasaan mereka dilupakan (perasaan para tunawisma tersebut).
Hingga hari itu tiba.
Ketika dia memotret di jalan-jalan Honolulu, dia menyadari bahwa ia mengenal salah satu tunawisma yang dia ambil fotonya.
Dan dia adalah ayah kandungnya sendiri.
Baca Juga : Jerry Yan Masih Tampan di Usia 42 Tahun: Ini 5 Tips Awet Muda Untuk Para Pria
Diana yang masih kaget tetap mencoba berbicara dengan ayahnya. Tetapi sang ayah muncul dalam kondisi yang sangat buruk, secara fisik dan mental.
Sehingga dia menolak bahkan berbicara dengan fotografer muda yang adalah Diana sendiri.
Diana berusaha mendekatinya beberapa kali untuk mendapatkan perhatian. Namun itu semua ia lalu tanpa hasil.
Sang ayah bahkan tidak pernah memandangnya.
Meskipun ayahnya menolak untuk mengakuinya, tapi Diana tidak pernah menyerah. Dia akan pergi menemuinya lagi dan lagi, dan mencoba berbicara dengannya, berharap ia mendapat tanggapan.
Hanya foto yang dapat membuat Diana dekat dengan sang ayah.
Sayangnya semua foto yang ia ambil sangat memilukan.
Bagaimana tidak, Diana melihat ayahnya dalam kondisi yang sangat buruk dan ia tidak dapat berbuat apa-apa.
Tapi memandangnya melalui lensa kamera adalah caranya tetap dekat dengannya. Sebab dia masih merasa bersama ayahnya.
Hampir seperti ironi.
Sebab ayah Diana adalah orang yang membuatnya menaruh minat pada fotografi dan kemudian fotografi-lah yang menjadi jembatan untuk menghubungkan mereka lagi.
Baca Juga : 7 Bagian Tubuh yang Bisa Ungkap Bahwa Kita Cerdas, Salah Satunya Payudara Besar
Suatu hari ayah Diana mengalami serangan jantung di jalan dan seseorang memanggil ambulans.
Untungnya, sang ayah segera pulih dan mendapat perawatan fisik dan mental.
Bukannya ingin mengatakan serangan jantung adalah hal baik, namun inilah awal mula kisah Diana dan ayahnya.
Sebab, ketika sang ayah mendapat perawatan fisik dan mental, dan pada akhirnya mulai membaik, ia mulai mau berhubungan dengan Diana.
Kini, ayah dan anak ini tengah berjuang membangun kembali hubungan mereka setiap hari dan melakukan hal-hal yang biasa dilakukan orangtua-anak.
Sesuatu yang tidak pernah mereka lakukan di masa lalu. Seperti pergi ke bioskop bersama, pergi berkendara, atau hanya berjalan di pantai.
"Kisah ini bukan hanya milikku. Ini adalah kisah semua orang,” ucap Diana.
“Saya harap kisah ini membantu untuk melanjutkan memanusiakan tunawisma di mana pun mereka berada.”
"Aku sangat bersyukur bahwa waktu dan kegigihan telah memberi kita kesempatan untuk saling bertemu untuk siapa kita sebenarnya.”
"Anda tidak dapat mengubah seluruh dunia, tidak ada yang bisa. Tetapi Anda bisa mengubah hidup satu orang sangat berharga untuk Anda,” tutup Diana.
Baca Juga : Mulia, Guru Ini Menang Hadiah Senilai Rp14 Miliar dan Berikan 80% Hadianya Untuk Orang Miskin di Negaranya