Advertorial
Intisari-Online.com – Peter Tabichi merupakan seorang guru saind di sebuah desa kecil dan miskin di Kenya.
Baru-baru ini, Peter memenangkan penghargaan paling bergengsi bagi para guru, yaitu The Global Teacher Prize.
Dia bersaing dengan 10.000 calon lainnya dari 179 negara dan berhasil membawa pulang hadiah senilai 1 juta US Dollar (Rp14 miliar).
Bukannya menyimpan uang tersebut untuk dirinya sendiri, Peter malah melakukan hal mulia.
Baca Juga : Kisah Robinson Sinurat, Anak Petani yang Berhasil Lulus S2 di Columbia Univesity dan Bertemu Barack Obama
Dilansir dari Bright Side pada Minggu (14/4/2019), Peter Tabichi mengajarkan sains di sebuah desa kecil di Kenya di mana 95% penduduknya hidup dalam kemiskinan.
Kelas-kelasnya sangat padat, dan kadang-kadang bisa sebanyak 80 siswa di kelas.
Bahkan beberapa muridnya harus berjalan sejauh 4 mil untuk menghadiri kelasnya.
Oleh karenanya, Peter telah memberikan 80% dari hadiah ini untuk membantu siswa yang tidak mampu membayar untuk buku-buku dan seragam, serta tidak dapat melanjutkan studi mereka.
Keinginannya ini juga telah ia sampaikan saat pidato kemenangannya.
“Sekolah saya berada di daerah yang sangat terpencil,” kata Peter dalam pidatonya setelah memenangkan The Global Teacher Prize.
“Sebagian besar siswa berasal dari keluarga yang sangat miskin, bahkan sarapan sulit.”
Baca Juga : Tak Bikin Malu, Justru Kebiasaan Kentut di Depan Pasangan Bisa Buat Hubungan Lebih Bahagia
Karenanya, dia ingin memberikan semua yang dia miliki untuk meningkatkan minat dalam pendidikan dan sains.
Sebab, menurutnya ada banyak muridnya yang berprestasi. Namun kekurangan masalah finansial.
Misalnya ada murid-muridnya yang telah berhasil dalam berbagai kompetisi sains nasional dan internasional, termasuk penghargaan dari Royal Society of Chemistry di Inggris.
Bahkan, banyak dari muridnya sekarang telah diterima di universitas.
“Setiap hari, para siswa dan guru di sekolah berurusan dengan kurangnya sumber daya yang paling penting seperti buku dan buku pelajaran.”
“Contoh sekolah tidak memiliki internet sehingga, saya pergi ke kafe internet untuk mengunduh sumber daya untuk pelajarannya.”
Tak hanya itu, Peter juga ingin mengubah pikiran orang tentang tradisi perempuan menikah pada usia dini dengan mendorong keluarga untuk mengirim anak perempuan mereka ke sekolah.
“Sebagai seorang guru, saya berjanji akan membantu kaum muda untuk belajar dan mengasah bakat mereka,” katanya,
telah melihat janji kaum muda - keingintahuan mereka, bakat, kecerdasan mereka, dan kepercayaan mereka,” katanya.
“Dengan ini, kaum muda Afrika tidak akan lagi ditahan oleh harapan yang rendah.”
“Afrika bisa menghasilkan ilmuwan, insinyur, dan pengusaha yang namanya suatu hari akan terkenal di setiap sudut dunia,” tutupnya.
Atas kerja keras Peter, ia mendapat ucapan selamat dari Presiden Kenya dan mengaku sangat bangga atas pencapaian Peter.
“Peter, kisah Anda adalah kisah Afrika, sebuah benua muda yang dipenuhi dengan bakat.”
“Siswa-siswa Anda telah menunjukkan bahwa mereka dapat bersaing di antara yang terbaik di dunia dalam sains, teknologi, dan semua bidang usaha manusia, “ ungkap Presiden Kenya.
Baca Juga : Vanessa Angel Tak Doyan Makanan Penjara: Seperti Ini Menu Makanan di Penjara, Harganya Hanya Rp5.000!