Advertorial

Sering Konsumsi Buah dan Sayuran Bisa Melawan Kanker, Benarkah?

K. Tatik Wardayati
Mentari DP

Tim Redaksi

Benarkah mengonsumsi sayuran dan buah-buahan dapat memerangi penyakit kanker? Ini menurut penelitian.
Benarkah mengonsumsi sayuran dan buah-buahan dapat memerangi penyakit kanker? Ini menurut penelitian.

Intisari-Online.com – Mendengar kata kanker, maka yang kita bayangkan adalah penyakit yang sangat mematikan.

Gaya hidup perlu perubahan bila tidak ingin menderita penyakit yang mematikan tersebut.

Sebagian dari kita dengan sungguh-sungguh ingin percaya bahwa makan buah dan sayuran dapat melawan kanker.

Namun, penelitian medis tidak mendukung keyakinan tersebut secara keseluruhan.

Baca Juga : Inilah Daftar Sayuran & Buah-buahan Terkotor yang Sering Kita Konsumsi

Sebuah penelitian yang dikeluarkan pada tahun 2010 yang melacak kebiasaan makan 478.000 orang Eropa menunjukkan bahwa banyak makan buah dan sayuran memiliki efek pada pencegahan kanker.

Penelitian tersebut melibatkan 142.605 pria dan 225.873 wanita yang dipantau selama rata-rata hampir sembilan tahun.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa makan lebih banyak sayuran dikaitkan dengan pengurangan risiko kanker yang kecil tetapi signifikan secara statistik.

Ini berarti risiko kanker empat persen lebih rendah untuk setiap dua porsi sayuran tambahan dalam sehari yang dimakan seseorang.

Dan ini berarti seseorang dengan risiko 10 persen terkena kanker selama delapan tahun ke depan, paling banter, risikonya menjadi hanya 9,6 persen dengan makan dua porsi sayuran tambahan sehari.

Baca Juga : Meski Menyehatkan, Ternyata 7 Sayuran Ini Tidak Boleh Anda Konsumsi Setiap Hari

Secara statistik memang sangat kecil, tetapi secara psikologis menguatkan.

Mengonsumsi sayuran dan buah-buahan juga akan meningkatkan kesehatan jantung Anda.

Menjadi luar biasa, ketika seseorang mengingat penyakit jantung adalah penyebab utama kematian di AS, terhitung hampir 1 dari setiap 4 kematian dan mempengaruhi lebih banyak pria daripada wanita secara signifikan.

Empat penyebab utama kematian secara umum, lainnya adalah kanker, penyakit pernapasan kronis, kecelakaan, dan penyakit Alzheimer.

Diterbitkan di The Journal of National Cancer Institute, penelitian ini adalah yang terbaru dalam sejumlah studi yang mempelajari potensi buah-buahan dan sayuran untuk menurunkan risiko kanker.

Ada juga bukti bahwa sayuran tertentu mengandung senyawa yang ampuh melawan kanker.

Misalnya, likopen dari tomat dapat menurunkan risiko kanker prostat.

Penelitian lain juga menunjukkan manfaat antikanker yang berpotensi lebih tinggi dari makan sayuran untuk orang yang secara teratur minum alkohol.

Baca Juga : Jus Sayuran: 6 Manfaat Kesehatan dan Kecantikan Serta Cara Membuatnya!

Penelitian lain mengkonfirmasi bahwa konsumsi sayuran yang tinggi dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular yang lebih rendah.

Apa yang dikatakan dari penelitian terpisah ini adalah makan lebih banyak buah dan sayuran agar tetap sehat.

"Kami sekarang memiliki lebih banyak informasi dari studi prospektif tentang asupan buah dan sayuran sehubungan dengan risiko penyakit kardiovaskular," kata Dr. Walter Willett, ketua departemen nutrisi di Harvard School of Public Health, seperti dilansir dari medical daily.

"Dengan demikian saran harus dilanjutkan, tetapi manfaatnya terutama untuk penyakit jantung dan stroke."

Secara keseluruhan, temuan ini menunjukkan setidaknya risiko kanker kecil di antara mereka yang makan banyak sayuran.

Penelitian ini berfokus pada konsumsi sayuran selama masa dewasa tetapi tidak mengungkapkan banyak tentang efek konsumsi sayuran yang tinggi selama masa kanak-kanak dan remaja.

Faktanya adalah bahwa banyak bukti menunjukkan peningkatan konsumsi sayuran baik untuk jantung Anda.

Sebuah penelitian tahun 2004 menunjukkan bahwa makan lima atau lebih porsi buah dan sayuran setiap hari dikaitkan dengan risiko penyakit jantung atau stroke 30 persen lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang makan kurang dari 1,5 porsi sehari.

Baca Juga : Benarkah Pola Makan Kaya Serat dan Sayuran Bisa Meredakan Depresi?

Artikel Terkait