Advertorial

Kerja Lembur 70 Jam Dalam Sebulan Tanpa Dibayar, Pria Ini Lakukan Karoshi, Bunuh Diri karena Terlalu Banyak Kerja

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M
,
Ade S

Tim Redaksi

Pada akhirnya setelah tidak tahan dengan semua itu, Sato memilih mengakhiri hidupnya dengan melakukan tindakan bunuh diri.
Pada akhirnya setelah tidak tahan dengan semua itu, Sato memilih mengakhiri hidupnya dengan melakukan tindakan bunuh diri.

Intisari-online.com - Mendapatkan pekerjaan tambahan terkadang ada enak dan susahnya.

Senangnya adalah karena kita tentu akan mendapatkan bonus lebih dari gaji, susahnya adalah jam kerja yang lebih banyak dari biasanya.

Namun pengecualian dalam kisah ini,sebab pria ini justru hanya mendapatkan susahnya tanpa mendapatkan enaknya dari kerja lembur.

Dia adalah Yukinobu Sato, pria Jepang yang dipekerjakan oleh badan antariksa negara.

Baca Juga : 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!

Menurut Daily Mirror pada Jumat, (5/4/2019), pria ini akhirnya memilih mengakhiri hidupnya setelah bekerja lembur tanpa dibayar.

Menurut keterangan, dia telah bekerja keras dan menghabiskan waktu 70 jam lembur dalam sebulan tanpda dibayar.

Alhasil, pria berusia 31 tahun ini mengakhiri hidupnya sendiri di rumahnya pada Oktober 2016 silam.

Minggu ini, klaim kompensasi dari keluarga Sato telah disetujui setelah kematiannya karena karoshi (kematian karena terlalu banyak bekerja).

Baca Juga : Cara Mengobati Biduran Secara Alami Tanpa Obat Kimia tapi Tetap Manjur

Dia bekerja untuk Software Consultant Corp, pada sebuah proyek badan antariksa nasional, JAXA setelah dikontrak oleh perusahaan.

Sato terlibat dalam operasi pengendalian gas rumah kaca di Pusat Antarika Tsukuba JAXA di Tsukuba, Jepang.

Menurut situs berita Asahi via Mirror, melaporkan bahwa selain menangani operasi kontrol satelit. Sato juga diminta mengembangkan perangkat lunak.

Namun, dia mengalami masalah dengan bosnya karena beban kerjanya tak sepadan dengan apa yang seharusnya diterimanya.

Baca Juga : Dalam Hidup Perkawinan, Jangan Pernah Ucapkan 7 Kalimat Ini, Agar Tak Menyakiti Pasangan

Menurut laporan dari pihak berwenang, Sato menghadapi tekanan fisik dan psikologis yang berat. Hal itulah yang menyebabkannya untuk mengakhiri hidupnya.

Sato melakukan pekerjaanterkaitoperasi kontrol, hal itu membutuhkan konsentrasi tinggi, bahkan dia bekerja pada shift malam 16 jam dalalam 7 kali sebulan.

Setelah ia memikul tanggung jawab besar ini pada Sepetember 2016, jam lemburnya mencapai 70 atau lebih dalam sebulan.

Ketika Sato mencoba meminta penangguhan atas lemburnya, bosnya memberi peringatan dan memaksanya untuk bekerja lembur tanpa bayaran.

Baca Juga : Romahurmuziy BAB Berdarah: Bisa Jadi Gejala Kanker Usus, Harus Colok Dubur untuk Pemeriksaan

Pada akhirnya setelah tidak tahan dengan semua itu, Sato memilih mengakhiri hidupnya dengan melakukan tindakan bunuh diri.

'Karoshi' adalah istilah yang diciptakan pada tahun 1970-an untuk menggambarkan kematian akibat gagal jantung atau stroke, atau orang yang mengambil nyawanya sendiri, sebagai hasil dari jam kerja yang panjang.

Diperkirakan 200 kematian di Jepang terkait dengan pekerjaan yang berlebihan pada tahun 2017.

Pada hari Senin, 1 April, Jepang memperkenalkan undang-undang yang menetapkan batas waktu kerja yang panjang dalam upaya untuk mengubah budaya kerja paksa Jepang yang terkenal kejam.

Baca Juga : Punya 'Budaya Obat Bius', Penduduk Kota Kuno Israel Tumbuhkan Tanaman Memabukkan Ini untuk Ritual

Artikel Terkait