Advertorial

Mengira 'Hanya' Alami Flu, Pria Ini Justru Berakhir dengan Kondisi Tak Bisa Makan dan Bicara

K. Tatik Wardayati
,
Ade S

Tim Redaksi

Seorang pria mengalami flu yang tidak kunjung sembuh, meskipun sudah meminum obat untuk itu. Ternyata, dokter menemukan lesi di dalam mulutnya.
Seorang pria mengalami flu yang tidak kunjung sembuh, meskipun sudah meminum obat untuk itu. Ternyata, dokter menemukan lesi di dalam mulutnya.

Intisari-Online.com – Apa yang terjadi jika Anda mengalami flu yang tidak kunjung sembuh? Anda pasti tidak bisa tidur, dan perlu pengobatan untuk itu.

Selama tiga minggu di bulan Februari 2017, Ted berjuang untuk mengusir apa yang dia pikir adalah bakteri flu yang menyebalkan.

Dia menderita batuk kering, demam 38 derajat Celcius, dan perasaan lelah yang membuat tidur delapan jam, dan obat-obatan pilek yang dijual bebas, tidak bisa menyembuhkannya.

Akhirnya, karena muak tidak sembuh-sembuh juga, Ted pun pergi ke dokter keluarganya.

Baca Juga : Gejalanya Sangat Mirip, Ini Bedanya Antara Pilek dan Flu, Jangan Sembarang Makan Obat!

Sang dokter menemukan luka ukuran kutil kecil di dalam mulut dan hidungnya yang membuat dia dirujuk ke dokter penyakit dalam di Rumah Sakit Sunnybrook di Toronto.

Dokter mencurigai vasculitis, yaitu peradangan di pembuluh darah yang sering muncul karena kelelahan, batuk, dan luka kulit, dan merupakan salah satu penyakit mengejutkan yang ditemukan oleh para ahli kulit dulu.

Tiga bulan setelah Ted mulai merasa sakit, kesehatannya semakin memburuk, batuknya semakin menjadi, dan dia sangat lelah hingga hampir tidak bisa melewati hari kerjanya.

Dia juga kehilangan nafsu makan yang biasanya luar biasa dan berat badannya pun turun.

Baca Juga : Balita Ini Tertular Flu Singapura Setelah Habiskan Waktu di Wahana Permainan Sebuah Mal

Lebih meresahkan lagi, lesi di mulut dan hidungnya semakin membesar, dan telah menyebar ke tenggorokannya.

Kemudian Ted dirujuk ke ahli bedah mulut, yang melakukan biopsi lesi di mulutnya.

Hasilnya dibaca sebagai granulomatosa vasculitis, selarang dengan kecurigaan internis sebelumnya.

Varian ini biasanya melibatkan saluran pernapasan bagian atas, rontgen mengungkapkan bayangan kabur di paru-paru Ted.

Baca Juga : Ingin Terhindar dari Flu? Gampang, Pelihara Saja Banyak Tanaman di Rumah

Penyakit ini menyerang sekitar satu dari 25.000 orang, yang lebih sering menimpa umur 40-an dan 50-an, dan dapat menyebabkan penyakit jantung serta kerusakan ginjal.

Walaupun kondisinya bisa sangat serius, namun ketika diobati segera, tingkat kelangsungan hidup bisa sekitar 90 persen.

Sayangnya, dua minggu menggunakan kortikosteroid untuk mengendalikan peradangan dan menekan sistem kekebalannya, tidak meringankan gejala Ted.

Lesi telah menyebar ke kulit di lengan, kaki dan dada, dan abses di mulut dan tenggorokannya hingga membuat sulit untuk makan atau berbicara.

Baca Juga : Berawal dari Gejala Flu, Gadis 7 Tahun Ini Berakhir Koma Hingga Meninggal Hanya Karena Tidak Segera Ditangani

Pada titik ini, sudah hampir enam bulan sejak awal penyakitnya, dan Ted kehilangan harapan untuk menjadi lebih baik.

Dia pun dirujuk ke dokter kulit karena luka di tubuhnya sangat mencurigakan, salah satu tanda jelas Anda memerlukan dokter kulit segera.

Dr. Neil Shear memandang pasien itu dan tahu dia tidak menderita vaskulitis. Demikian dilansir dari laman Reader’s Digest.

Apa yang dilihat Shear adalah blastomycosis, infeksi jamur di udara yang berasal dari jamur yang tumbuh di tanah lembab dan daun membusuk.

Baca Juga : 8 Makanan yang Harus Dihindari Jika Anda Sedang Mengalami Flu

Ini ditemukan di AS dan Kanada, serta bagian dari India dan Afrika, dan mempengaruhi orang (dan hewan) yang menghirup spora, meskipun tidak semua orang yang terpapar akan mengembangkan infeksi.

Gejala mirip flu biasanya muncul satu hingga tiga bulan setelah seseorang menghirup jamur.

Begitu mikroorganisme memasuki paru-paru, mereka berubah menjadi ragi yang menyebar melalui aliran darah.

"Akhirnya, pasien akan menggunakan ventilator dan kemungkinan akan meninggal," kata Shear.

Baca Juga : Agat Tak Terserang Flu Saat Musim Hujan, Yuk, Konsumsi 13 Makanan Ini!

Blastomycosis jarang terjadi di banyak daerah, dan Ted masih ragu di mana ia bisa mendapatkan penyakit itu.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, tingkat kejadian tahunan di AS sekitar satu hingga dua kasus untuk setiap 100.000 orang.

Shear mengatakan infeksi sering salah didiagnosis karena sangat mirip dengan flu.

Ketika meninjau hasil biopsi, akan sangat membantu untuk mengetahui apa yang harus dicari, seperti perubahan tubuh kecil ini yang dapat menandakan masalah besar.

Baca Juga : Tak Bikin Rematik, Mandi Air Dingin di Pagi HariJustru Punya 7 Manfaat, Termasuk Redakan Flu dan Depresi

Dalam kasus Ted, unsur-unsur jamur dicatat tetapi tidak dianggap signifikan.

Untungnya, kondisinya dapat disembuhkan. Meskipun Shear melakukan biopsi dan kultur jamur kedua, ia tidak menunggu hasilnya memulai rejimen.

Dia segera meresepkan obat antijamur dosis tinggi dua kali sehari selama sebulan.

"Setelah seminggu, pasien mulai membaik," kata Shear. Hari ini, Ted telah pulih sepenuhnya.

Baca Juga : Anda Sedang Terserang Flu? Cobalah Makanan dan Minuman yang Membantu Menyembuhkan Flu Berikut

Fakta bahwa kondisi serius seperti blastomycosis sering kali meniru gejala flu adalah salah satu alasan mengapa waktu untuk menangani flu lebih serius.

Jadi, jangan abaikan gejala flu ya..

Artikel Terkait