Advertorial

Unik, Pria Ini Ciptakan Sedotan Ramah Lingkungan dari Rumput Liar, Seperti Apa?

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah
,
Tatik Ariyani

Tim Redaksi

Kesadaran akan dampak buruk sedotan plastik bagi lingkungan nampaknya mulai mendapat perhatian. Salah satunya dengan muncul alternatif sedotan lain.
Kesadaran akan dampak buruk sedotan plastik bagi lingkungan nampaknya mulai mendapat perhatian. Salah satunya dengan muncul alternatif sedotan lain.

Intisari-Online.com - Kesadaran akan dampak buruk sedotan plastik bagi lingkungan nampaknya mulai mendapat perhatian.

Tak jarang, banyak binatang di laut yang ditemukan menderita karena akumulasi sampah sedotan-sedotan plastik.

Alternatif pun mulai bermunculan untuk mengganti pemakaian sedotan plastik agar ramah lingkungan.

Pasti Anda juga telah mendengar sedotan logam misalnya, yang dapat dicuci dan dipakai berkali-kali.

Baca Juga : AI Super Wide-Angle Vivo V15, Abadikan Kehangatan Keluarga di Momen Terbaik

Namun, salah satu ide segar lainnya yakni muncul dari rumput liar, ya sedotan lumpur liar.

Dilansir dari mothership.sg, seorang pria Vietnam bernama Tran Minh telah menunjukkan bagaimana dirinya menjalankan bisnis pembuatan sedotan.

Sedotan buatan Tran Minh ini tidak dibuat dari sembarangan rumput liar.

Baca Juga : Inilah Jam-Jam Berbahaya untuk Mandi, Bisa Sebabkan Kematian Mendadak

Melainkan dari spesies rumput tertentu dari ladang Delta Mekong di Vietnam, yang disebut Lepironia articulata.

Rerumputan panjang dengan batang berlubang ini tumbuh liar di lahan basah Vietnam.

Dari Rumput Menjadi Sedotan

Bagaimana proses mengubah batang rumput menjadi sedotan minum yang berfungsi seutuhnya?

Baca Juga : Sering Meletakkan Ponsel di Sebelah Anda Ketika Tidur Ternyata Bisa Picu 6 Bahaya Kesehatan Ini Lho, Hati-hati!

Dalam video yang diunggah Tran di Facebook, setelah rumput dikumpulkan, mereka dicuci, dan kemudian dipotong rapi menjadi tabung sepanjang 20cm.

Bagian dalam tabung berongga rumput kemudian dibersihkan menggunakan batang logam.

Sedotan dicuci dengan hati-hati untuk kedua kalinya, dan kemudian dikemas ke dalam bundel menggunakan daun pisang.

Sangat ramah lingkungan, bukan?

Baca Juga : Demi Bayar Utang Negaranya, Mahathir Buka Opsi Jual Banyak Aset Negara, Termasuk Pulau

Sedotan yang baru dipotong dapat disimpan di lemari es hingga dua minggu dan dalam suhu kamar hingga satu minggu, jika tidak digunakan.

Untuk membuat sedotan kering, sedotan segar dibiarkan dijemur hingga kering, lalu dipanaskan dalam oven.

Sedotan kering ini bisa bertahan lebih lama dari sedotan segar, dan dapat disimpan di lemari es hingga enam bulan.

Baca Juga : Kisah Zenobia, Ratu Cantik yang Diarak sebagai Tontonan karena Kalah Perang

Kedua jenis sedotan ini dimaksudkan hanya untuk sekali pakai di restoran F&B.

Namun, Tran dan timnya mendorong mereka yang membeli sedotannya untuk menggunakannya secara pribadi di rumah.

Sedotan tidak dibuat dengan campuran bahan kimia atau pengawet dan dilaporkan memiliki aroma alami yang ringan dan menyenangkan.

Lebih baik lagi, sedotan itu bisa terurai secara alami, meski hanya sekali pakai tetapi ini terobosan dan alternatif alami bagi sedotan.

Baca Juga : Anda Akan Dibayar Rp140 Juta Jika Bersedia Tinggal di Kota Terabaikan Ini dan Memiliki Bayi, Berminat?

Bagaimana dengan sedotan logam?

Sementara sedotan logam telah menjadi alternatif trending untuk sedotan plastik dan dapat digunakan kembali berkali-kali, sedotan tersebut tidak dapat terurai secara hayati.

Ini berarti bahwa ia tidak dapat terurai menjadi bahan organik, tidak seperti sedotan rumput.

Meskipun dapat digunakan kembali, sedotan logam masih melibatkan penambangan logam berat itu sendiri, yang melibatkan sejumlah besar dampak lingkungan seperti polusi air dan hilangnya keanekaragaman hayati.

Oleh karena itu, alternatif untuk sedotan plastik ini memiliki serangkaian pro dan kontra sendiri yang harus ditimbang konsumen.

Baca Juga : Ini Manfaat Makan 6 Siung Bawang Putih Panggang, Mampu Pulihkan Tubuh Hanya Dalam 24 Jam!

Artikel Terkait