Penduduk Tasikmalaya dan Cidoyang melihat rumah-rumah lengkap dihanyutkan, yang di dalamnya masih ada penghuninya yang hidup, tetapi mereka tak mungkin menolong.
Lahar kelabu kebiru-biruan
Baca Juga : Erupsi Gunung Agung: Apakah Debu Letusan Gunung Berapi Berbahaya Bagi Pesawat Terbang?
Daerah pertanian sekitar Galunggung sampai sejauh 9 km, terutama di sebelah timurnya, tertutup lahar berwarna kelabu kebiru-biruan: desa-desa, hutan bambu, kelompok-kelompok pohon, kebun-kebun, pendeknya segala apa yang ada di daerah itu lenyap tertelan, sehingga tak ada yang tampak lagi, kecuali permukaan lumpur.
Di dekaf Cikunir di Singaparna, Residen Van der Capellen mengukur ketebalan lumpur lahar pada tanggal 17 Oktober yang mencapai ketinggian 20 m lebih.
Hutan-hutan di pegunungan hanya tinggal batang-batangnya yang setengah hangus. Tetapi beberapa kampung di dekat kawah terluput dari bahaya, meskipun lahar terlontar melewati tempat-tempat itu.
Seorang laki-laki yang akan melarikan diri tertimpa oleh pucuk pohon kelapa yang roboh, tetapi malah- tertolong, sebab lahar yang mula-mula tidak begitu cair dan panas melampaui tempat berlindungnya.
Baca Juga : Hindari Perburuan oleh Manusia Ikan-ikan Ini Terpaksa Berlindung di Kawah Gunung Berapi Bawah Laut
Angin topan kuat menumbangkan pohon serta rumah yang berlangsung selama kurang lebih satu jam.
Pada pukul 3.00 petang, sisi barat dan selatan gunung, yang letaknya sejauh 27 km dan gunung berapi itu, dilanda hujan abu dan lahar dingin yang menimbulkan kerusakan parah.
Sedang di dekat kawah, jatuh hujan pasir kemerahan dan serbuk batu. Menjelang pukul 4.00 sore gejala-gejala makin berkurang dan pada pukul 5.00 semuanya menjadi sunyi senyap dan cuaca terang kembali.
Air bah menyapu sisanya
Source | : | Majalah Intisari |
Penulis | : | Katharina Tatik |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR