Advertorial
Intisari-Online.com -Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menjuluki Israel sebagai sebuah "negara perampok".
Mahathir juga menegaskan bahwa dirinya sangat menikmati setiap hubungan yang dijalin negaranya dengan berbagai negara, kecuali dengan Israel.
Namun, Mahathir menegaskan bahwa baik dirinya maupun Malaysia tidak membenci dan menentang orang Yahudi.
Baca Juga : Terus Dirundung Masalah Sejak MH370 Hilang Tanpa Jejak, Malaysia Airlines Hendak Dijual Mahathir
Yang mereka benci adalah tindakan Israel sebagai sebuah negara yang menduduki tanah Palestina.
"Kami tidak menentang orang Yahudi tetapi kami tidak bisa mengenali Israel karena pendudukannya atas tanah Palestina," kata Mahathir.
Hal tersebut disampaikan dalam sambutannya, yang disiarkan oleh stasiun penyiaran lokal, selama kunjungan tiga hari ke Pakistan pada hari Jumat (23/3/2019), seperti dilansir dariAnadolu Agency.
Baca Juga : Mahathir Peringatkan Filipina: Tak Bisa Bayar Pinjaman dari China, Negara Anda akan Dikontrol Mereka
“Anda tidak dapat merebut tanah orang lain, dan membentuk negara. Initak ubahnya seperti sebuah negaraperampok ”, Mahathir melanjutkan.
Pernyataannya itu disampaikan sehari setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan sudah waktunya bagi AS untuk mengakui kendali Israel atas Dataran Tinggi Golan yang didudukinya.
Israel telah lama mendorong Washington untuk mengakui klaimnya atas wilayah yang direbutnya dari Suriah selama Perang Enam Hari 1967.
Israel menempati sekitar dua pertiga dari Dataran Tinggi Golan yangsecara de factodiperolehnya sebagai hasil dari perang yang dimenangkannya.
Kepindahan mereka, untuksecara resmi mencaplok wilayah itu pada tahun 1981, dianggap sebagai sebuah suatu tindakan yang ditolak oleh anggota Dewan Keamanan PBB secara bulat.
Di luar pernyataannya, kehadiran Mahathir di Pakistan juga menghasilkan penandatanganan perjanjian dagang antara Pakistan dan Malaysia senilaiAS$900 juta.
Baca Juga : Malaysia Batalkan Proyek Kereta Cepat yang Gunakan Pinjaman dari China, Mahathir: Kami Bisa Jatuh Miskin
Kesepakatan itu termasuk pendirian pabrik mobil di Pakistan oleh perusahaan otomotif Malaysia, Proton Holdings.
Selain itu, berbagai kesepakatan lain juga terwujud seperti di bidang telekomunikasi, makanan halal, dan teknologi informasi.
Menteri Keuangan Asad Umar mengatakan kepada wartawan bahwa Malaysia telah menunjukkan minatnya dalam pengadaan pesawat JF-17 Thunder dari Pakistan.
Kedua pihak juga sepakat untuk membuka cabang bank masing-masing di negara masing-masing, tambahnya.