Advertorial
Intisari-online.com - Pembantaian keji yang dilakukan Brenton Tarrant memicu amarah publik.
Tak hanya para pecinta perdamaian, para gengster pun sampai muak dengan kekejian Brantant yang dengan tega menembaki orang-orang yang sedang sholat Jumat di Selandia Baru (15/3).
Sepertinya dia bakal menuai "instant karma" dengan cepat. Sebab para gangster mengancam akan memburunya ke mana pun, termasuk di dalam penjara.
Dilansir New Zealand Herald(18/3), kriminolog dari Universitas Canterbury, Selandia Baru, Greg Newbold, memperingatkan, polisi harus mengantisipasi terjadi peristiwa tak diinginkan setelah Brenton Tarrant ada di dalam penjara.
Newbold sendiri pernah merasakan kehidupan penjara, sehingga tahu betul bagaimana kondisi di dalam sana.
Baca Juga : Tambahkan Kebaikan Oats di Menu Favoritmu dan Menangkan Hadiah Jalan-jalan ke Bangkok!
"Aku melihat ancaman itu serius, dan aku meyakini, dia benar-benar ada dalam kondisi bahaya yang ekstrem," ujar Newbold.
"Ada sekelompok orang di penjara yang marah dengan peristiwa (penembakan) itu, ditambah fakta bila Brenton Tarrant adalah kelompok ekstrimis kulit putih," ujar Newbold.
Newbold mengingatkan, mayoritas narapidana di penjara Selandia Baru adalah kelompok non kulit putih.
Tarrant akan sulit menghimpun perlindungan dari para napi ekstrimis kulit putih, karena jumlah mereka kalah jauh.
Baca Juga : Ayat Suci Al Quran Berkumandang di Tengah Sidang Parlemen Selandia Baru Untuk Pertama Kalinya
Di penjara, menurut Newbold, orang-orang ekstrimis kulit putih selama ini lebih banyak 'menundukkan kepala', karena memang bukan mereka yang berkuasa di sana.
Newbold meyakini, Tarrant akan menerima isolasi penuh selama di penjara.
"Setidaknya untuk 5 atau 10 tahun, dia akan dikurung di sel secara sendirian,"
Anggota Geng
Newbold mengatakan, Tarrant akan sangat mudah terbunuh di penjara, bila dia tak diisolasi secara total.
Sedikit saja ada kontak dengan manusia, Tarrant bisa sewaktu-waktu dibunuh di dalam penjara.
"Saat ini, dia jelas menjadi orang yang paling diburu di dalam penjara. Tidak banyak orang yang punya simpati terhadap perbuatan keji yang dia lakukan, bahkan kelompok kulit putih sekali pun," kata Newbold.
"Sekali pun orang paling rasis di negara ini, mereka tak seperti Hitler. Mereka hanya tak suka orang Asia atau muslim, tapi mereka tak mau sampai membantai orang," tambah Newbold.
Menurut Newbold, kekejian Brenton Tarrant hanya akan membuat orang-orang bersatu, untuk mengutuk aksi menjijikkan tersebut.
Selain Newbold, seorang anggota geng sempat menyampaikan informasi kepada wartawan NZ Herald : "Ada anggota kami di dalam penjara.Baca Juga : Selain Datangi Keluarga Korban, Inilah Cara Geng Jalanan Selandia Baru Berikan Penghormatan pada Korban Penembakan Christchruch"
Meski tak secara eksplisit mengatakan hal itu sebagai ancaman untuk memburu Tarrant, tapi pernyataan itu dianggap sebagai pesan, bahwa mereka ingin melakukan 'perhitungan' tersendiri.
Sebelumnya, geng motor berpengaruh di Selandia Baru, Black Power, sempat menggelar aksi solidaritas dengan berkunjung ke rumah keluarga korban aksi Brenton Tarrant.
Pejabat di penjara, Neil Beales, sebelumnya juga membenarkan bila Tarrant saat ini ditahan di bawah pengawasan ketat selama 24 jam.
Tarrant dipenjara sampai menunggu persidangan terhadapnya di pengadilan.
Masih Berulah di Pengadilan
Pelaku pembunuhan terhadap 51 orang jamaah Salat Jumat di dua masjid Selanda Baru, Brenton Tarrant, langsung diseret ke Pengadilan oleh pemerintah Selandia Baru, Sabtu (16/3/2019).
Baca: Profil Brenton Tarrant, Pelaku Penembakan di Masjid Selandia Baru, Saat Membunuh Putar Lagu Metal
Pria asal Australia ini menggunakan baju tahanan berwarna putih, saat berada di Gedung Pengadilan Christchurch, Selandia Baru.
Dua polisi berbadan tegap menjaganya. Dia berada di ruang khusus, yang terpisah oleh kaca pembatas.
Tarrant diduga sudah menyadari ia dibidik oleh sejumlah kamera. Dilansir The Daily Mail, Tarrant tersenyum di depan kamera.
Bahkan, Tarrant sempat memberi gerakan tangan 'O', sebuah gerakan tangan yang biasa dikenal sebagai 'Ok sign', atau biasa digunakan untuk mengucapkan kata Oke.
Ia beberapa saat membuat gestur itu, sebelum akhirnya mengatupkan kembali tangannya.
Gerakan tangan itu pun memunculkan kontroversi karena disebut-sebut punya makna khusus.
Brenton diyakini sengaja memberi gestur tangan itu.
Bukan untuk mengucap 'oke' atau 'saya baik-baik saja', tapi ada makna lain yang ingin ia kirimkan.
Baca Juga : Brenton Tarrant Mengaku Berhak Mendapatkan Penghargaan Nobel Perdamaian Karena Penembakan yang Dilakukannya
Tanda ok sign, selama ini memang dikenal sebagai salam di kalangan supremasi kulit putih atau white supremacy.
Media Inggris, The Guardian, sebagaimana dikutip dari Heavy.com, juga memastikan bahwa kode tangan itu adalah kode kalangan supremasi kulit putih.
Digunakannya kode tangan ini di kalangan white supremacy bermula sejak 2017.
Dilansir The Boston Globe, pendukung gerakan white supremacy mencetuskan kesepakatan memakai gestur ini lewat forum internet bernama 4chan.
Kelompok white supremacy memakai tanda OK, sebagai plesetan dari gerakan yang mereka namakan 'Operation O-KKK'.
Ada juga yang mengartikan, tanda ini dipakai karena huruf yang dibentuk oleh gerakan tangan.
Kode Ok sign ini dilakukan dengan cara membentuk tiga jari ke arah atas membentuk huruf 'W'.
Lalu jari telunjuk dan ibu jari membentuk semacam lingkaran.
Sebenarnya bukan dimaksudkan membentuk lingkaran, tapi dimaksudkan membentuk huruf 'P'.
W adalah singkatan dari White.
Sementara P adalah singkatan dari Power.
White Power, adalah istilah pendukung white supremacy untuk menunjukkan dominasi kulit putih di dunia.
Gerakan tangan dari Brenton Tarrant ini juga memunculkan ruimor di media sosial.
Berkembang pertanyaan dari netizen, adakah hubungan antara Brenton Tarrant dan YouTuber populer dunia, Pewdiepie.
Sebelum memulai aksinya, Brenton, sempat meminta pendukungnya agar terus berlangganan kanal YouTube Pewdiepie.
Nah, secara kebetulan, Pewdiepie dikenal seringkali juga menunjukkan gestur tangan Ok sign di video yang dia buat.
Pewdiepie sendiri sudah tegas membantah dia merupakan pendukung gerakan supremasi kulit putih.
Dia juga mengutuk serangan yang dilakukan oleh Brenton Tarrant. (Aji Bramastra)
Baca Juga : Inilah Helen dari Troy, Si Cantik yang Memicu Perang Troya
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Dianggap Terlalu Keji, Brenton Tarrant Disebut Jadi Target Mati Anggota Gangster di Dalam Penjara