Hope diketahui menjalani beberapa perawatan intensif dari tim medis Pusat Karantina Orangutan di Sibolangit, Sumatera Utara.
Seperti mengangkat seluruh peluru yang berada di dalam tubuhnya.
Namun pada operasi pertama, tim dokter hanya hanya mengeluarkan tujuh peluru karena mereka harus memprioritaskan memperbaiki tulang selangka hewan yang patah dan risiko infeksi yang ditimbulkannya.
Dan pada hari Minggu (17/3/2019), Hope menjalani operasi untuk memperbaiki tulang selangka yang patah dan mulai pulih.
Namun walau begitu, dokter tidak bisa mengobati kondisi matanya. Sehingga dia kemungkinan besar akan buta selamanya.
Tercatat konflik antara orangutan dan warga setempat telah meningkat ketika industri kelapa sawit dan kertas membuat habitat hutan hewan berkurang.
Namun kasus Hope adalah yang paling parah.
"Semoga Hope dapat melewati masa kritis ini, tetapi dia tidak dapat dilepaskan ke alam liar lagi," kata Yenny.
Baca Juga : Bocah Tewas Kesetrum Saat Main Ponsel yang di Charger: Ini Cara Menangani Orang yang Kesetrum
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR