Advertorial
Intisari-Online.com - Seorang mantan Miss Teenager Universe (Miss Universe Remaja) telah meninggal dunia pada usia 19 tahun karena serangan jantung.
Menurut Eonline, awalnya model asal Belanda, Lotte van der Zee, itu sedang dalam perjalanan ski keluarga ketika dia mengalami serangan jantung.
Orang tuanya kemudian mengambil alih akun Instagram putrinya untuk membagikan kabar duka tersebut.
Mereka menulis, "Mutiara kami, segalanya bagi kami meninggal pada hari Rabu malam 6 Maret pukul 22.47. Sungguh di luar dugaan bahwa Lotte kami yang terkasih tidak ada lahi di sekitar kami. Hati kami benar-benar hancur."
Baca Juga : Untuk Ritual Kuno, Jantung Lebih dari 140 Anak Diambil Saat Masih Berdetak
Ratu kontes kecantikan itu meninggal sehari sebelum ulang tahunnya yang ke-20.
Selama perjalanan mereka ke Austria, mereka ingat bahwa Lotte mulai merasa tidak enak badan sepanjang sore hari.
Hal ini dengan cepat meningkay kepada serangan jantung mendadak.
Remaja itu koma di bawah pengawasan intensif dokter untuk memantau kesehatannya.
Baca Juga : Pernah Bertanya Mengapa Tulisan Tangan Dokter Sulit Dibaca? Ini Alasannya!
Model berusia 19 tahun itu dulunya memenangkan gelar Miss Teenager Universe pada tahun 2017.
Menurut sebuah surat kabar Belanda, orang tua Lotte mengatakan bahwa putri mereka keluar pada malam sebelumnya bersama teman-temannya.
Mereka ingat saat dia kembali, dia terlihat riang dan tanpa keluhan kesehatan.
Sampai padawaktu sarapan di pagi harinya, Lotte tidak muncul untuk sarapan. Pada sore hari, kondisinya semakin memburuk.
Baca Juga : Buah Merah Asal Papua Ini Punya Manfaat Kesehatan yang Menakjubkan
Mungkin selama ini masih banyakanggapan bahwa serangan jantung adalah penyakitnya orang yang sudah tua.
Namun jangan salah, menurut sebuah laporan penelitian baru, 20 persen orang yang mengalami serangan jantung berusia 40 tahun atau lebih muda, angka yang telah meningkat 2 persen per tahun selama 10 tahun.
Dilansir dari Webmd, beberapa dari orang-orang ini sekarang berusia 20-an dan awal 30-an, kata penulis studi seniorDr. Ron Blankstein, seorang ahli jantung di Brigham and Women's Hospital di Boston.
Dia mengatakan bahwa dulunya sangat jarang menemukan orang dengan usia di bawah 40 tahun terkena serangan jantung.Namun, nampaknya arah sudah berbeda.
Baca Juga : Ajari si Kecil Menghemat Uang, Tanamkan 4 Sikap Positif Berikut!
Para korban serangan jantung muda ini juga memiliki risiko sama meninggal akibat serangan jantung atau stroke lain, seperti halnya penderita serangan jantung pada orang dengan usia lebih tua.
"Bahkan jika Anda berusia 20-an atau 30-an, begitu Anda mengalami serangan jantung, Anda berisiko mengalami lebih banyak kejadian kardiovaskular dan Anda memiliki risiko yang sama besarnya dengan seseorang yang mungkin lebih tua dari Anda," kata Blankstein.
Para peneliti menemukan bahwa faktor risiko seperti diabetes, tekanan darah tinggi, merokok, riwayat keluarga dengan serangan jantung prematur dan kolesterol tinggi adalah sama antara orang tua dan muda yang menderita serangan jantung.
Untuk penelitian ini, Blankstein dan rekannya mengumpulkan data hampir 2.100 pasien di bawah usia 50 tahun yang dirawat di rumah sakit karena serangan jantung.
Baca Juga : Cara Membentuk Tubuh Agar Terlihat Lebih Seksi Lewat Jari Jemari
Blankstein mengatakan, "Banyak orang berpikir bahwa serangan jantung ditakdirkan untuk terjadi, tetapi sebagian besar dapat dicegah dengan deteksi awal penyakit dan perubahan gaya hidup yang agresif dan manajemen faktor risiko lainnya."
Untuk melindungi diri sendiri dari serangan jantung,Blankstein merekomendasikan untuk menghindari tembakau (rokok), berolahraga secara teratur, makan makanan yang menyehatkan jantung, menurunkan berat badan jika perlu, mengelola tekanan darah dan kolesterol, menghindari diabetes, dan menjauhi kokain serta ganja.
Dalam sebuah studi terkait,Blankstein menemukan bahwa 1 dari 5 pasien penderita serangan jantung di bawah usia 50 juga menderita diabetes.
Penderita diabetes lebih cenderung mengalami serangan jantung berulang dan meninggal karena serangan jantung daripada orang lain.
Pasien membutuhkan perawatan yang agresif dan beberapa obat diabetes dapat mengurangi risiko serangan jantung, kataBlankstein.
Baca Juga : Benarkah Susu Peninggi Badan Bisa Buat Anak Jadi Lebih Tinggi?