"Jika kepercayaan diri terkendala, maka akan menjadi kendala untuk aspek-aspek lain berkembang, seperti intelektual hingga bahasa," katanya.
Karena itu, baik guru dan orangtua didorong sama-sama memahami hal penting ini.
"Ketika guru katakan, 'bu anak ibu belum matang atau belumbisa', nurut. Jangan malah melawan dan anggap sudah bisa dengan persepsi orangtua," kata dia.
Jika sudah terlanjur, dan anak mulai terlihat tanda-tanda tidak mampu, Sofia menganjurkan untuk menyelesaikan pada aspek kepercayaan diri dan kemandirian.
"Misalnya libatkan teman-teman sebaya untuk interaksi," katanya.
Baca Juga : Jangan Salah, Bekal Anak ke Sekolah pun Perlu Bernutrisi Lengkap
Kematangan dari kemandirian
Melihat kematangan anak bisa dilihat dari sikap kemandirian serta kepercayaan diri.
Hal itu disebut tidak akan muncul pada anak usia tiga hingga lima tahun. Kira-kira di usia enam tahun baru bisa terlihat.
Kemudian usia tujuh tahun jauh lebih matang, baik secara fisik, emosi, kognitif, dan bahasa.
“Di usia itu sudah banyak yang diperoleh. Itu juga kenapa Pemerintah membatasi di usia tujuh tahun,” katanya.
Untuk membangun konsep tersebut, maka perlu didorong perhatian dan stimulasi tepat oleh orangtua, serta orang dewasa di sekitar.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR