Anak bisa diberikan dorongan untuk mau dan melakukan sesuatu.
Sofia mencontohkan, saat anak diminta mengambil benda. Lalu bisa mengikuti karaketristik perkembangan setiap usia.
"Itu akan menjadi terlatih dan terampil ketika stimulasi terus diberikan, diperhatikan, didorong diberikan pujian oleh orangtua," katanya.
Baca Juga : Nenek Nurjannah, Berhasil Sekolahkan Anaknya Jadi Dokter Meski Puluhan Tahun Jadi Orangtua Tunggal, Tangguh!
Menguji kemandirian
Usia tujuh tahun merupakan batasan agar memudahkan orangtua bergerak dan melihat kemampuan anak.
Karena itu, sebenarnya, tak tertutup kemungkinan anak bisa masuk sekolah di bawah atau di atas usia tersebut.
Dengan catatan, kemandirian dan kepercayaan diri anak sudah lebih dulu terbangun.
Psikolog Nadya Pramesrani mengatakan, saat masuk sekolah biasanya akan diberikan tes berkaitan kematangan sosial, bukan lagi baca, tulis dan hitung.
Tes ini, lanjut Nadya, akan melihat apakah sisi emosional anak sudah matang masuk sekolah.
"Salah satu materi adalah kemandirian, seperti bagaimana pergi ke sekolah tanpa menangis, berpisah dengan orangtua, menaati instruksi yang diberikan," kata dia.
Selain itu, juga ada melakukan aktivitas sehari-hari sendiri seperti makan, mengenakan baju, dan membereskan mainan.
(Kahfi Dirga Cahya)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hai Orangtua, Jangan Paksakan Anak Masuk SD Jika Belum Matang".
Baca Juga : Ini 5 Manfaat Berenang bagi Anak, Salah Satunya Membuat Mereka Fokus di Sekolah
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR