Advertorial
Intisari-Online.com - Ketersediaan toilet merupaan salah satu hal yang penting diperhatikan saat akan berpergian dengan kendaraan umum, apalagi bagi Anda yang akan menempuh perjalanan dalam durasi yang panjang.
Pesawat terbang merupakan salah satu kendaraan pengangkut penumpang yang menyediakan toilet atau disebut dengan istilah lavatory.
Namun, pernahkah terbesit pada benak Anda, bagaimana sistem pembuangan limbah toilet tersebut?
Cabin Engineer Garuda Maintenance Facilities (GMF) Aero Asia Aulia Athar mengatakan, limbah lavatory pesawat tak sembarang dialirkan.
Baca Juga : Ini 4 Penyakit Menular Seksual Super Baru yang Dikhawatirkan para Ahli
Menurut dia, ada dua sistem dalam pengolahan limbah lavatory pesawat.
Untuk pesawat besar, biasanya lavatory menggunakan vaccum system.
Sementara itu, untuk pesawat kecil, menggunakan recirculating system.
Vaccum system
Baca Juga : BPJS Kesehatan Punya Peraturan Baru, Cermati Hal Ini Agar Status Pasien 'BPJS' Anda Tidak Gugur!
Aulia mengatakan, sistem vakum digunakan dalam beberapa pesawat penumpang, salah satunya Boeing 737-800 berkapasitas 162 penumpang milik Garuda Indonesia.
Menurut dia, pesawat tipe ini memiliki tangki khusus untuk menyimpan limbah lavatory selama penerbangan.
"Lavatory ini berfungsi untuk fasilitas penumpang untuk buang air besar dan buang air kecil.
Baca Juga : 4 Sayuran yang Wajib Dihindari Bagi Anda yang Terkena Asam Urat!
Jadi kalau secara fungsi ya sama dengan yang di rumah kita. Untuk kotorannya sendiri sama seperti yang di rumah kita, dia punya septic tank.
Ada penampungan namanya waste tank (penampung limbah)," ujar Aulia saat ditemui Kompas.com beberapa saat yang lalu.
Aulia mengatakan, waste tank ini disimpan di bagian bawah pesawat, tepatnya di belakang kargo.
Dalam sistem vakum, kotoran manusia akan dihisap dengan perangkat khusus sehingga akan masuk ke dalam tangki penampungan limbah.
Baca Juga : Gemuk Itu Seperti Penyakit Menular: Anda akan Gemuk Jika Dikelilingi Orang Gemuk
Jadi untuk mengalirkan kotoran ke tanki tidak menggunakan sistem menyiram atau flush dengan air.
Ketika tombol flush ditekan, akan ada sedikit sekali air disemprotkan, lalu selanjutnya akan dihisap ke dalam tangki.
Untuk mempermudah proses penghisapan, lanjut dia, dinding kloset lavatory dibuat dengan bahan teflon yang anti-lengket.
Dengan demikian, saat penghisapan kotoran dilakukan, tidak akan menyisakan kotoran di dinding kloset.
Menurut Aulia, tangki penyimpanan limbah di Boeing 737-800 ini dapat digunakan untuk lebih kurang lima jam perjalanan.
Pesawat ini juga memiliki tangki khusus untuk menyimpan air bersih yang biasa digunakan untuk keperluan lavatory hingga galley (dapur) pesawat.
Kemudian kotoran dalam tanki akan disedot dengan lavatory truk setiap kali landing (mendarat).
Baca Juga : Jika Ada Orang yang Membenci Anda Tanpa Alasan, Jangan Terlalu Galau, Itu Sudah Hukum Alam
Recirculating system
Recirculating system biasanya digunakan untuk proses lavatory di pesawat-pesawat kecil.
Menurut dia, dalam penampungan limbah toilet tersebut dimasukkan cairan desinfektan berwarna biru bernama Skykem.
Dengan cairan tersebut limbah akan berubah menjadi cairan bening untuk digunakan kembali untuk keperluan saat penerbangan, misalnya sebagai air flush.
Aulia juga menyampaikan, pesawat kecil tidak memiliki tangki sebesar pesawat besar.
Limbah ditampung ke dalam penampungan yang langsung tersambung di bawah kloset.
Jika dalam vaccum system tak dilakukan proses flush dengan air, dalam sistem ini flush kotoran mirip dengan kloset di toilet pada umumnya.
"Nantinya begitu landing limbah tetap disedot dengan lavatory truk namun sudah dalam bentuk cairan," kata dia.
Baca Juga : Hidup Satu Kota dengan 'Saudari Misterius,' Mereka Baru Bisa Bertemu Setelah 35 Tahun
Artikel ini telah tayang di Kompas.com olehSherly Puspita dengan judul "Bagaimana Sistem Pembuangan Kotoran Manusia di Dalam Pesawat?"