Advertorial
Intisari-Online.com – Seorang wanita berusia 65 tahun tiba-tiba mulai mengalami rasa sakit di lengan kanannya saat ia berkebun pada 3 Mei 2017.
Menurut Centers for Disease Control dan Pencegahan (CDC), wanita asal Virginia tersebut akhirnya sering bolak-balik ke rumah sakit untuk mengurangi rasa sakitnya tersebut.
Namun dokter belum menemukan apa penyebabnya. Kemungkinan hanya lelah karena ia memang baru melakukan perjalanan jauh.
Tapi setelah satu bulan lamanya, rasa sakit tersebut masih ada dan kadang cukup menyakitkan.
Karena tidak tahan, si wanita kembali ke rumah sakit.
Dilansir dari people.com pada Rabu (9/1/2019), dokter mengdiagnosisnya dengan Carpal Tunnel Syndrome (penyakit di pergelangan tangan karena saraf tertekan dan menimbulkan nyeri).
Ia pun kembali dipulangkan dan hanya diberi obat anti-inflamasi dan hidrokodon.
Beberapa bulan pasca diagnosis tersebut, tepatnya pada 7 Mei 2018, kondisi wanita yang tidak disebutkan namanya tersebut lebih parah.
Ketika dibawa ke rumah sakit, ia mengalami gejala seperti seperti sesak napas, gelisah, susah tidur, dan kesulitan menelan.
Si pasien wanita segera dibawa ke ruang gawat darurat karena sesak napas dan claustrophobia.
Dan kali ini, dokter mendiagnosisnya menderita serangan panik dan diberi obat untuk menghilangkan kecemasan.
Baca Juga : 5 Transplantasi Organ Paling Menarik, Ada Transplantasi Mr. P hingga Wajah
Esok harinya, pada tanggal 8 Mei, pasien wanita tersebut kembali lagi ke rumah sakit untuk keempat kalinya dengan ambulans.
Hal ini disebabkan tidak hanya lengannya yang sakit. Tapi juga baju, sesak napas, kecemasan, hingga paresthesia progresif (kondisi seperti mati rasa atau sensasi terbakar pada ekstrem).
Pemeriksaan neurologisnya menunjukkan ada tanda-tanda ataksia, yang merupakan hilangnya kontrol fungsi tubuh.
Hasil laboratorium juga menunjukkan peningkatan enzim jantung.
Pada malam harinya, pasien wanita tersebut terus gelisah dan ia juga terlihat terengah-engah ketika mencoba minum air.
Masih tidak mengetahui apa yang salah, pada akhirnya dokter bertanya kepada suami pasien terkait apa saja yang dilakukan pasien wanita lakukan selama beberapa hari.
Seperti berinterkasi di tempat umum atau binatang.
Dan akhirnya fakta sebenarnya terungkap.
Baca Juga : Pakai Lensa Kontak Saat Berenang, Wanita Ini Hampir Buta Karena Parasit ‘Memakan’ Kornea Mata Kirinya
Menurut sang suami, istrinya pernah digigit oleh anak anjing di India pada tangan kanannya.
Namun ia memutuskan untuk membersihkan luka tersebut sendiri dan tidak mencari perawatan medis.
Pada 9 Mei, pasien wanita itu menunjukkan tanda-tanda bahwa dia menderita infeksi otak yang parah.
Dan dua hari kemudian, barulah dokter secara resmi mendiagnosis menderita rabies dua.
Dokter mencoba sejumlah metode untuk menyelamatkan hidup pasien wanita tersebut. Sayangnya kondisinya sudah sangat parah dan pasien wanita tersebut koma.
Dan pada 21 Mei, keluarga memutuskan untuk menghentikan semua perawatan dan wanita itu meninggal tak lama setelah itu.
Menurut CDC, India memang masuk dalam daftar kasus rabies terbesar di dunia kematian.
Jadi, mereka meminta setiap orang yang mau berkunjung ke India untuk menerima vaksinasi sebelum sampai ke negara itu.
Seperti diketahui, gejala rabies dapat berkembang paling cepat sembilan hari setelah terpapar atau paling lambat tujuh tahun.
Dan gigitan tersebut langsung bisa menyebar ke otak melalui saraf.