Advertorial

Tak Ingin Meninggal Lebih Cepat? Tidurlah 6 Hingga 8 Jam Sehari, Jangan Lebih ataupun Kurang!

Mentari DP
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Sebuah penelitian menunjukkan tidur terlalu lama atau terlalu sebentar bisa berdampak buruk bagi kesehatan kita.
Sebuah penelitian menunjukkan tidur terlalu lama atau terlalu sebentar bisa berdampak buruk bagi kesehatan kita.

Intisari-Online.com – Berapa lama waktu tidur Anda selama sehari?

Apakah jawabannya di bawah 6 jam atau lebih dari 8 jam sehari?

Jika iya, maka Anda harus waspada.

Mengapa?

Baca Juga : Daftar YouTuber Paling Sukses Tahun 2018, Ada Bocah 7 Tahun dengan Pendapatan Rp316 Miliar

Dilansir dari dailymail.co.uk pada Rabu (5/12/2018), sebuah penelitian baru yang diterbitkan dalam European Heart Journal menunjukkan tidur terlalu lama atau terlalu sebentar bisa berdampak buruk bagi kesehatan kita.

Bahkan hal tersebut telah dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular dan kematian dini.

Penelitian ini meneliti data pada 116.000 orang berusia antara 35 dan 70 dari 21 negara yang berbeda.

Setelah rata-rata hampir delapan tahun, peneliti mencatat ada 4.381 kasus kematian dan 4.365 penyakit kardiovaskular (jantung).

Diketahui mereka yang mengalami dua hal tersebut lebih sering tidur atau jarang tidur.

Tercatat tidur lebih dari delapan jam memiliki risiko lebih tinggi untuk kematian dini, mengembangkan penyakit jantung atau pembuluh darah di otak dibandingkan dengan mereka yang tidur antara enam dan delapan jam.

Baca Juga : Inilah Beda Mata Pelajaran PMP yang Akan Diajarkan pada 2019 dengan Era Orba

“Tidur sangat penting untuk kesehatan manusia dan orang menghabiskan sekitar sepertiga dari jam tidur mereka,” kata tim peniliti.

“Namun karena kesibukan dan gaya hidup, terkadang orang melupakannya.”

“Padahal waktu tidur dapat mempengaruhi penyakit jantung dan kematian.”

Tidak hanya itu, dibandingkan dengan orang yang tidur enam hingga delapan jam, mereka yang tidur total delapan hingga sembilan jam sehari memiliki risiko lima persen lebih tinggi.

Dan orang yang tidur antara sembilan dan 10 jam sehari memiliki peningkatan risiko 17.

Sementara mereka yang tidur lebih dari 10 jam sehari membawa 41 persen peningkatan risiko penyakit kardiovaskular atau kematian dini.

Hasil penelitian di atas buat yang tidur lebih dari delapan jam sehari, lalu bagaimana yang tidur kurang dari enam jam sehari?

Jika Anda sering melakukannya, jangan senang dulu.

Sebab, para peneliti juga menemukan orang yang tidur enam jam atau lebih sedikit memiliki sembilan persen peningkatan risiko.

Tetapi untuk temuan ini tidak terlalu signifikan secara statistik.

"Penelitian kami menunjukkan bahwa durasi optimal perkiraan tidur adalah enam hingga delapan jam per hari untuk orang dewasa," kata penulis utama Chuangshi Wang, seorang mahasiswa PhD di McMaster dan Peking Union Medical College, Akademi Ilmu Kedokteran China, China.

Baca Juga : Bibir Anda Butuh Pelembab? Ini 5 Hal yang Tidak Anda Ketahui tentang Lip Balm

Co-penulis Profesor Salim Yusuf, dari Universitas McMaster, Ontario, Kanada, menambahkan: "Masyarakat umum harus memastikan bahwa mereka mendapatkan sekitar enam sampai delapan jam tidur sehari.”

“Di sisi lain, jika Anda tidur terlalu sering, katakanlah lebih dari sembilan jam sehari, maka Anda mungkin akan mengalami masalah kesehatan.”

“Nah, nyatanya masalah kesehatan juga bisa menghampiri Anda jika Anda tidur kurang dari 6 jam sehari.”

Jadi, usahakan jangan terlalu banyak memforsir tidur Anda. Termasuk di akhir pekan. Tidurlah sesuai waktu Anda.

Lalu bagaimana jika Anda seseorang yang mengalami masalah tidur?

Penelitian ini juga memberi saran kepada mereka yang mengalami masalah tidur.

Pertama, menetapkan waktu rutin Anda tidur dan bangun.

Kedua, dengarkanlah musik, latihan pernapasan, memvisualisasikan kenangan yang menyenangkan dan meditasi sebelum tidur.

Ketiga, tidak bermain ponsel atau alat elektronik lainnya sekitar satu jam atau lebih sebelum tidur.

Keempatnya, matikan lampu kamar Anda atau gunakan penutup mata.

Baca Juga : Sri Mulyani: Untuk Pertama Kalinya, Penerimaan Negara akan Lebih Besar Dibanding Target APBN

Artikel Terkait