Advertorial

Sulit Tidur Nyenyak? Minum Susu Hangat dan Berhubungan Intim Bisa Jadi Solusi

K. Tatik Wardayati
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Tidak sedikit kaum pria maupun wanita usia produktif di kota-kota besar mengalami gangguan sulit tidur. Bagaimana menyiasatinya?
Tidak sedikit kaum pria maupun wanita usia produktif di kota-kota besar mengalami gangguan sulit tidur. Bagaimana menyiasatinya?

Intisari-Online.com – Kalau diadakan penelitian, barangkali tidak sedikit kaum pria maupun wanita usia produktif antara 25 sampai 35 tahun di kota-kota besar mengalami gangguan sulit tidur.

Dengan kegiatan kantor yang sibuk, mengejar target yang bikin stres, belum lagi kemacetan di jalan yang mereka alami baik saat berangkat maupun pulang kerja.

Walhasil biasanya mereka tak bisa tidur nyenyak di rumah. Paling banter hanya bisa tidur 3 – 4 jam semalam. Padahal esok harinya sudah harus berangkat lagi.

Nah, apakah pola hidup dan gangguan susah tidur ini berdampak buruk bagi kesehatan? Dr. Mohammad Caesario di Jakarta memberi penjelasan sebagai berikut.

Baca Juga : Sering Insomnia, Tak Bertenaga, dan Sakit Kepala, Bisa Jadi Anda Kurang Mengonsumsi Nutrisi Ini

Gangguan pada tidur sering disebut insomnia. Ini mencakup kesulitan dalam memulai tidur, maupun kesulitan dalam mempertahankan kualitas tidur yang baik.

Gangguan ini bisa terjadi sebagai akibat gangguan non-organik yaitu yang bukan disebabkan penyakit, seperti kebiasaan buruk yang biasa dilakukan seseorang semisal; minum kopi terlalu banyak, sering bergadang kerja malam.

Gangguan tidur bisa juga disebabkan penyakit, seperti salah satunya yang paling banyak dijumpai adalah Obstructive Sleep Apnea (OSA) atau dalam bahasa awamnya mengorok.

OSA artinya terjadi hambatan penghantaran oksigen yang bisa menyebabkan otak dalam keadaan hipoksia atau kekurangan oksigen. Kondisi ini bisa membuat penderitanya menjadi terbangun untuk bernapas normal kembali.

Baca Juga : Insomnia dan Susah Tidur Malam dengan Nyenyak? Ini Langkah-langkah yang Harus Anda Lakukan

Penyebab lain yang tersering adalah adanya gangguan hormonal. Misalnya tingginya kadar hormon tiroid atau kerap disebut sebagai hipertiroidisme. Juga kondisi mental yang tak kalah penting, yakni stres dan depresi.

Dari jenisnya, insomnia terbagi menjadi tiga macam.Transien, bila terjadi kurang dari satu minggu disertai dengan adanya gangguan mental semisal stres.

Akut, bila terjadi gangguan tidur kurang dari satu bulan. Terakhir, insomnia kronis, yaitu bila terjadi lebih dari satu bulan.

Gejala-gejala yang bisa ditemui ketika Anda dalam kondisi insomnia di antaranya adalah kesulitan memulai atau mempertahankan tidur dengan kualitas baik, mudah terasa lelah dan tersinggung, rasa kantuk yang berlebihan di siang hari, gangguan mood, stres dan depresi untuk mendapatkan tidur yang baik, serta gangguan dalam pekerjaan akibat kurangnya perhatian dan konsentrasi.

Baca Juga : Ingin Atasi Insomnia, Nenek 79 Tahun Ini Menempuh Cara yang Cukup Berbahaya JIka Dilakukan di Jalanan Jakarta

Sepintas, gangguan insomnia maupun tidur tidak nyenyak terlihat sepele. Namun kalau tidak segera diatasi, yang “mengintip” di balik kondisi tersebut banyak. Siapa? Tak lain ada beberapa penyakit yang mengikutinya.

Penelitian yang dilakukan Dr.Lars Erik Laugsand dari Norwegian University of Science and Technology terhadap 50.000 orang di Norwegia menyatakan bahwa mereka yang mengalami gangguan tidur setiap malam memiliki risiko sebesar 45% terhadap penyakit jantung dan pembuluh darah, 30% bagi penderita yang sulit menjaga kualitas tidur, serta 27% bagi penderita yang merasa tidak segar ketika bangun di pagi hari.

Obesitas dan diabetes melitus juga lebih banyak menyerang penderita gangguan tidur yang memiliki riwayat OSA. Pengidap OSA juga memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap penyakit jantung, pembuluh darah, dan stroke melalui peningkatan tekanan darah.

Gangguan tidur yang sifatnya sementara sebenarnya belum memerlukan pengobatan dengan pil tidur seperti yang sering digambarkan dalam film di televisi.

Baca Juga : Punya Masalah Sembelit atau Insomnia? Kena Tidak Coba Tumis Kangkung Siang Ini

Dokter biasanya hanya menyarankan beberapa tips sebagai berikut:

/Cobalah untuk tenang sebelum memulai tidur. Usahakan serileks mungkin ketika Anda berada di ranjang. Redupkan lampu dan jangan pernah takut atau gugup bahwa tidak akan bisa tidur.

/Buatlah suasana kamar tidur nyaman dengan temperatur senyaman mungkin. Bila perlu gunakan pendingin ruangan atau kipas angin bila terlalu panas.

/Kenakan pakaian yang longgar dan dingin.

Baca Juga : Hubungan Seks Bikin Tidur Lebih Nyenyak Bahkan Obati Insomnia

/Setel musik ringan dengan volume terkecil yang bisa membuat Anda rileks.

/Sebelum tidur kalau bisa minum susu hangat karena susu dipercaya mengandung sejumlah kecil hormon melatonin yang dapat membantu tidur.

/Bila Anda sudah menikah, berhubungan intim dengan pasangan juga dapat membantu Anda rileks dan mudah mengantuk. Bagi yang belum menikah berolah raga ringan minimal 25 – 30 menit setiap harinya.

Sementara pemberian obat tidur hanya diindikasikan bagi insomnia yang biasanya disertai dengan keadaan gangguan mental seperti stres dan depresi.

Baca Juga : Anda Insomnia? Inilah 16 Tips Mudah untuk Tidur (2)

Selain dibutuhkan konseling untuk mengatasi masalah si penderita, biasanya dokter akan meresepkan obat tidur yang fungsinya mampu mengatur struktur kimia saraf di otak.

Jadi sebetulnya rasa kantuk yang ditimbulkan setelah minum obat tidur adalah efek samping dari obat-obatan penenang mental tersebut.

Dan bila obat ini dikonsumsi dalam jangka waktu yang panjang bisa menimbulkan toleransi. Penderita pun membutuhkan dosis yang lebih tinggi karena sudah “kebal”.

Buruknya, efek samping obat ini bisa menimbulkan kerusakan organ tubuh, antara lain hati dan ginjal. (Intisari Health 2016)

Baca Juga : Seberapa Aman Penggunaan Pil Tidur untuk Penderita Insomnia?

Artikel Terkait