Intisari-Online.com - Sebagai pasukan terlatih yang siap dikirim ke berbagai medan tempur, pasukan Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) merupakan pasukan yang kenyang pengalaman.
Salah satu pertempuran yang pernah djalankan oleh para prajurit Kostrad adalah menumpasan Gerakan Pengacau Keamanan (GPK) di Timor Timur (sekarang Timor Leste).
Tahun 1995 sebuah tim combat intelligent (CI) atau biasa disebut tim khusus dari jajaran Yonif Linud 330/Kostrad diturunkan ke wilayah Timtim.
Tim diberangkatkan dari Jakarta menggunakan KRI Teluk Amboina beranggotakan 15 orang dipimpin Lettu Tandoyo Budi Revita.
Hampir tiga bulan melakukan operasi, tim belum menemukan sasaran yang dicari.
(Baca juga: Soeharto, Orang yang Paling Diuntungkan dengan Dibentuknya KOSTRAD)
Beberapa kontak senjata sempat terjadi, namun belum membuahkan hasil.
Lewat bulan ketiga barulah tim menemukan jejak. Kala itu hari Jumat menjelang siang.
Usai beristirahat di pinggir sungai dekat laut di daerah Laga, tiba-tiba tim menemukan jejak bekas orang mengambil air di sungai.
Tim pun dibagi dua kelompok. Kelompok Sanca beranggota 10 orang dipimpin Tandyo bergerak ke depan. Sementara kelompok Cobra beranggota lima orang tetap di basis operasi.
Benar saja, setelah bergerak, tim Sanca menemukan pos musuh, dan tiba-tiba satu tembakan SS-1 meluncur ke arah dari arah musuh.
Tim segera berpencar dalam jarak pandang aman bersenjatakan M-16, SS-1, GLM dan granat.
Saat itu masing-masing personel membawa tujuh magasen sehingga hanya bisa digunakan untuk pertempuran jangka pendek.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR