Advertorial
Intisari-Online.com -Seorang remaja harus berjuang dengan hidup setelah kerongkongannya robek oleh sepotong sandwich.
Gara-gara itu, Alec Hebblethwaite (14), dari Kaiser, Missouri, Amerika Serikat, harus menghabiskan 106 harinya di rumah sakit setelah didiagnosis menderita penyakit sistem kekebalan kronis: eosinophilic esophagitis.
Ibunya, Kasey Hunter (35), pertama melihat ada yang tidak beres pada April tahun lalu ketika ia makan kerupuk saat berlatih sepakbola.
Kasey lalu membawanya ke rumah sakit. Di sana petugas bilang bahwa ada yang tidak beres dengan kerongkongannya dan menyuruhnya untuk tetap makan makanan yang lunak supanya lekas sembuh.
Sebulan kemudian, Kasey mengajak Alec ke Walmart di sela-sela pertandingan sepakbolanya, untuk membeli makanan ringan. Dan di sana ia tersedak sandwich.
Alec langsung dilarikan ke rumah sakit dengan rasa sakit pada dadanya.
(Baca juga:Soal Kasus Tersedak, Begini Cara Menanggulangi Tersedak Jarum Pentul atau Duri Ikan)
Sesampainya di rumah sakit, dokter menemukan kerongkongan Alec robek. Dan ketika mencoba memperbaikinya dengan operasi, ia menemukan lukanya telah infeksi.
Akhirnya pada November—tujuh bulan setelah ia pertama kali ke rumah sakit—dokter menemukan bahwa infeksi itu disebabkan oleh eosinophilic esophagitis.
Itu adalah kondisi langka yang menyebabkan sel darah putih terbentuk di lapisan sela yang menghubungkan mulut dan perut, yang bisa menyebabkan robek dan tersedak.
Sekarang, Alec tak bisa makan-makan lain selain makanan lunak—jika ingin kerongkongannya tetap aman.
“Mereka (dokter) bilang, jika kami telat 12 jam saja membawanya ke rumah sakit, ia pasti sudah meninggal,” ujar Kasey.
“Kami pikir itu hanya nyeri dada tapi dokter melakukan penelitian yang mendalam dan menemukan ada lubang,” tambahnya.
(Baca juga:Via Vallen, Nella Kharisma, dan Dangdut Koplo yang Kian Berjaya Pascatumbangnya Soeharto)
Dari keterangan Kasey juga diketahui bahwa dokter-dokter itu belum pernah melihat kasus serupa pada anak-anak. Sangat menakutkan.
Meski sudah keluar dari rumah sakit, Alec kini harus tetap rutin pergi ke sana setiap beberapa minggu sekali untuk dilatasi. Hal ini dilakukan agar mudah baginya untuk tetap bernapas.