Advertorial
Intisari-Online.com -Kendaraan-kendaraan tempur (ranpur) angkut personel dan logistik yang dikenal sebagai Universal Carrier merupakan andalan Sekutu dalam Perang Dunia II.
Sudah lebih dari 100 ribu unit Universal Carrier pernah diproduksi oleh AS, dan sebagai mesin perang mungil berpenggerak rantai, termasuk dalam hitungan mesin perang legendaris.
Dari latar belakang sejarahnya kendaraan angkut militer (carrier) berpenggerak rantai berbentuk ringkas pertama kali digunakan pada awal 1930-an, yakni dengan kemunculan ranpur carrier Light Dragon MK.IA buatan Vickers Inggris.
Generasi berikutnya carrier dengan kode MK.III muncul pada tahun 1933.
Untuk bermanuver varian jenis MK.III dilengkapi kemudi model lingkaran. Sementara sumber tenaga yang dipakai adalah mesin V8 buatan Ford.
(Baca juga:Ini Patut Ditiru, Meski Kaya Raya Militer UAE Pilih Beli Ranpur Buatan Dalam Negeri)
Upaya pengembangan Mk.III berakhir tahun 1938 manakala Pemerintah Inggris memutuskan mengalihkan fungsi penarik meriam (gun tractor) pada ranpur beroda ban.
Bagi Vickers sendiri keputusan AB Inggris tak lantas membuatnya patah arang.
Varian MK.III selanjutnya bahkan dijadikan basis buat mengembangkan Universal Carrier atau kerap pula disebut sebagai Bren Carrier yang terlihat aksinya di setiap front pertempuran selama PD II berlangsung.
Dalam agresi militer Belanda kedua di Yogyakarta pada Desember 1948, Bren Carrier merupakan andalan militer Belanda untuk melawan pasukan gerilya RI.
Melihat kesuksesan Universal Carrier sebagai platform serba guna maka tak heran bila di masa sebelum PD II usai, ada ide untuk meluncurkan generasi penerusnya.
Generasi penerus yang selanjutnya dikenal dengan nama Oxfort Carrier mulai dikembangkan pada tahun 1944 di Wolseley.
Kode yang dipakai adalah CT20 atau singkatan dari Carrier Tracked 20.
(Baca juga:Inilah Kronologi Tenggelamnya Tank TNI AD di Sungai saat Bawa Siswa PAUD yang Tewaskan 2 Orang)
Secara garis besar CT20 Oxfort dipatok untuk menarik meriam 6-pounder atau senjata antitank kaliber 120mm.
Di luar itu, CT20 juga bisa dimodifikasi untuk mengisi beragam kebutuhan seperti halnya juga Universal Carrier.
Secara teknis CT20 tetap mengandalkan suspensi model Horstmann. Namun sistem ini sudah mengalami peningkatan kemampuan.
Sebagai komponen gerak, di bagian tengah terdapat dua bogie berisi sepasang roda. Buat menyanggahnya didukung oleh peredam kejut (shock absorber) hidrolik.
Bergeser ke bodi, sebagian besar tubuh CT20 dibalut oleh lempeng metal tahan peluru setebal 20mm.
Padahal untuk jaman sekarang bodi Universal Carrier rata-rata cuma dilapisi dengan baja setebal tujuh sampai 10 mm saja.
CT20 Masih mengandalkan bagian atas yang terbuka dan potongan melintang lantai kabin sengaja dibuat menyerupai huruf V.
Tujuannya adalah untuk meredam efek ledakan ranjau. Separuh dari penampang rantai kendaraan sengaja ditambahi dengan lempeng metal sebagai proteksi.
(Baca juga:5 Fakta Tentang Aksi Keji Anak Durhaka, Wajah Penebas Leher Ibu Kandung Ternyata Penuh Tato)
Selanjutnya di atas sepatbor pelindung rantai ditempatkan kotak-kotak pengisi amunisi.
Sebagai elemen proteksi tambahan, di bagian depan CT20 terpasang roda bogie cadangan dan roda cadangan bagi meriam 6-pounder.
Sumber tenaga CT20 terpasang di bagian belakang kendaraan. Di bagian belakang ini pula lokasi radiator, tangki bahan bakar, serta gearbox otomatis empat percepatan maju mundur.
Sementara kotak diferensial serta gearbox tambahan ditempatkan di bagian depan.
Ada dua tipe mesin yang bisa diaplikasikan pada CT20. Tipe pertama adalah mesin V8 buatan Cadillac berkapasitas 5.66 litre.
Semburan tenaganya bisa mencapai 110 bhp dan sanggup melesatkan kendaraan berbobot tujuh ton ini hingga kecepatan maksimal 50 km/jam.
Setiap unit CT20 dibekali dengan sepasang tangki bahan bakar berkapasitas 82 liter sebagai modal untuk menjelajah hingga jarak 205 km.
(Baca juga:(Foto) Ada Pesan Mengharukan dari Sang Ibu di Balik Foto-foto 'Menyeramkan' Putra Kecilnya Ini)
Armada CT20 mulai dioperasikan sekitar tahun 1948. Tak ada kepastian soal jumlah yang pernah dibuat namun yang jelas CT20 sempat memperkuat pasukan Inggris yang dilibatkan dalam Perang Korea.
Negara-negara lain setelah Inggris yang mengembangkan Universal Carrier adalah Prancis (VAB), Jerman (GTK Boxer), Rusia (BTR), dan AS (M113).
Universal Carrier M 113 yang diperoduksi AS secara profil mirip sekali dengan CT20.
Namun Universl Carrier M 113, yang salah satu fungsinya sebagai kendaraan angkut personel lapis baja (Armored Personel Carrier) termasuk yang paling laris.
Indonesia sendiri khususnya TNI AD merupakan penggunaan APC M113.