Advertorial
Intisari-Online.com - Banyak wanita yang rata-rata hidup lebih lama daripada pria, tidak peduli budaya atau di wilayah mana mereka berada.
Banyak pula wanita yang hidup hingga satu dekade dan hal itu bukanlah fenomena yang baru.
Dilansir dari bigthink.com, beberapa penelitian telah membahasnya, namun para ilmuwan masih bertanya-tanya, adakah alasan biologisnya? atau hubungan bagaimana wanita bersosialisi?
Beberapa penelitian berfokus pada bagaimana wanita lebih banyak diterima secara sosial karena mereka sering membagikan cerita atau masalahnya untuk mendapatkan dukungan emosional.
(Baca juga: Kita Sering Menggunakannya, Perhatikan 5 Aplikasi Rakus yang Mudah Menyedot Kuota Internet Tanpa Disadari)
Hal ini terbukti mengurangi stres yang dapat menyebabkan atau berkontribusi pada umur panjang, namun itu bukan keseluruhan cerita.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Denmark bersama Amerika mengambil pendekatan yang berbeda dengan melihat populasi yang mengalami krisis yang mengerikan seperti kelaparan, epidemi, atau perbudakan yang semuanya menyebabkan tingkat kematian yang tinggi.
Meskipun begitu, wanita cenderung hidup lebih lama daripada pria. Selain itu, bayi perempuan akan bertahan dalam kondisi yang lebih keras daripada bayi laki-laki.
Penelitian sebelumnya pada biarawan-biarawati dan populasi lain di mana pria bebas dari pengaruh risiko kematian seperti pengaruh rokok, minuman atau perilaku sembrono, namun wanita juga ditemukan hidup lebih lama dari pria.
(Baca juga: Mari Berkenalan dengan Numbers Gang, Bandit Penguasa Mengerikan dalam Penjara Afrika)
Meskipun ada anekdot yang mengatakan di mana wanita lebih mungkin bertahan daripada pria, namun tidak ada data empiris yang dapat diambilmengenai masalah ini.
Mereka lalu melihat data 250 tahun yang lalu dalam bencana terburuk dalam sejarah, termasuk pengangkutan mantan budah ke Liberia (1820-1843), perbudakan di Trinidad pada abad ke -19, kelaparan Ukraina pada tahun 1933, kelaparan Swedia (1772-1773), wabah campak Islandia 1847 dan 1882, dan kelaparan Irlandia (1845-1849).
Mantan budak yang dibawa ke Afrika Barat pada 1800-an memiliki beberapa tingkat kematian tertinggi dalam sejarah, sebagian besar karena tidak dapat bertahanterhadap penyakit tropis yang ditemukan di sana.
40% meninggal dalam tahun pertama. Sedangkan bayi yang lahir pada periode tersebut jarang mencapai usia dua tahun.
(Baca juga: 10 Cara Jenius untuk Kabur dari Korea Utara yang Jarang Diketahui Orang)
Selama kelaparan Irlandia, harapan hidup meningkat dari usia 38 tahun untuk kedua jenis kelamin, menjadi hampir 19 untuk pria dan 22 untuk wanita.
Anak perempuan yang lahir saatkelaparan Ukrainatahun 1933 hidup rata-ratasekitar 10 tahun dan anak laki-laki7 tahun.
Profesor Riset James Vaupel dari Universitas Duke (Amerika) dan Asisten Profesor Virginia Zarulli dari University of Southern (Denmark) menemukan bahwa lingkungan di mana angka kematian besar, wanita masih hidup lebih lama dari pria dengan rata-rata enam bulan sampai empat tahun.
(Baca juga: Ini Dia Beberapa Website Penyedia NIK dan No.KK Ilegal, Bikin Rusuh !)
Begitu tingkat kematian dipecah oleh kelompok usia, para periset menemukan bahwa sebagian besar perbedaan berada pada bayi perempuan yang lebih mungkin untuk bertahan hidup daripada laki-laki.
Alih-alih alasan sosial, peneliti mengatakan akar dari perbedaan tersebut harus bersifat biologis.
Sekarang apakah genetikanya, hormon seperti estrogen, atau perbedaan bagaimana sistem kekebalan tubuh laki-laki dan perempuan bekerja, harus dipilah dalam studi selanjutnya.
(Baca juga: Catat! Inilah Solusi Cerdas Untuk Memilih Kartu Perdana Agar Internetan Lancar)