Para sejarawan memperkirakan, jumlah pilot kamikaze, itu mendekati 4.000. Dengan berjibaku mereka menyebabkan kerusakan dan jatuhnya korban di pihak AS. Sebuah penyerangan pada kapal pengangkut USS Franklin pada bulan Maret 1945 menewaskan 800 orang awak kapal.
Setelah Iwo Jima direbut KKO AS pada tanggal 19 Februari 1945, dua hari kemudian 50 pasukan kamikaze menyerbu armada AS, menenggelamkan kapal pengangkut Bismarck Sea dan menyebabkan kerusakan kapal pengangkut Saratoga, serta kebakaran pada kapal pembawa jala Keokuk.
Selama Perang Pasifik berkecamuk, Jepang telah membuat 10.000 pesawat kamikaze. Yang terkenal adalah jenis Mitsubishi A6M, pesawat pemburu yang mempunyai kekuatan tempur radius 750 mil dengan kecepatan 350 mil/jam.
Pesawat tersebut sejajar kualitasnya dengan Mustang P-51 Amerika, Spitfire Inggris, dan Messerschmitt 109 Jerman.
Museum gagasan Tome Torihama
Seorang wanita Jepang bernama Tome Torihama yakin bahwa tidak semua pilot kamikaze melakukan semua itu dengan semangat bushido atas dasar keinginan mengabdi kepada kaisar dan masyarakat.
Wanita yang bersifat keibuan ini pernah memiliki penginapan kecil di dekat pangkalan militer di Chiram yang terletgk di ujung Pulau Kyushu.
(Baca juga: Saking Terisolasinya, Keluarga yang Tinggal di Wilayah Ini Tidak Tahu Jika Pernah Terjadi Perang Dunia II)
Konon, sebelum pilot-pilot tersebut berangkat berjibaku, Tome Torihama yang merawat, memberi mereka penginapan, dan menyediakan air panas untuk mandi bagi para pilot yang tidak akan dijumpainya kembali.
Setelah perang berakhir, ia mendirikan kuil kecil untuk para pilot itu. Sebuah kuil yang lebih besar kemudian dibangun juga pada 1955. Landasan tempat para pilot terbang menuju ke sasaran sekarang merupakan jalan kerikil dengan jajaran tempayan di kiri-kanannya.
Jalan itu menuju ke museum yang didirikan pada 1975 dan diberi nama Museum Perdamaian Bagi Para Pilot Kamikaze.
Tiap bulan Mei selalu diadakan kebaktian memperingati para pilot kamikaze. Seperti tugu-tugu peringatan di Hiroshima dan Nagasaki, museum kamikaze ini pun dibangun untuk memberi pelajaran kepada umat manusia tentang arti perdamaiah.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR