Walau demikian ia mampu merenggut berbagai kemenangan dalam berbagai pertempuran.
Ia berhasil menghancurkan armada Spanyol di Cape Vincent pada 1797. Setahun kemudian ia sukses menghancurkan armada Napoleon di Sungai Nil.
Ia juga meraih kemenangan dalam pertempuran di Copenhagen tiga tahun kemudian.
Dalam pertempuran ini, ia sebenarnya sudah diperintahkan berhenti menyerang oleh komandan armadanya.
Namun ia berkilah tidak melihat isyarat lewat teropong karena mata kanannya yang buta.
Tahun 1801, ia mendapat pangkat Vice Admiral (Laksamana bintang tiga). Di bawah pimpinannya, AL Inggris amat disegani dan berada di atas angin atas AL Perancis.
Pertempuran di teluk Trafalgar tanggal 21 Oktober 1805 tak pelak membuat namanya melambung. Walaupun harus dibayar dengan nyawanya yang juga ikut melayang.
Dalam pertempuran tersebut, armadanya yang “hanya” terdiri dari 27 kapal berhasil menghancurkan armada gabungan Fanco-Spanyol dan armada Perancis yang berjumlah lebih dari 40 kapal.
Kepercayaan Nelson terhadap kemampuan anak buah sangat membantu taktik jitu yang diterapkannya.
Taktiknya memecah belah armada musuh sampai saat ini masih dianggap kontoversial.
Walaupun diakui, dalam pertempuran itu armada Inggris mendapat kemenangan gilang gemilang.
Sebanyak 17 kapal musuh berhasil ditawan. Sedangkan Inggris tidak kehilangan satu kapal pun.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR