Satuan ini berada langsung di bawah komando Abwehr, mengingat penguasaan intelijennya mampu mengarahkan pasukannya ke sasaran-sasaran kunci di wilayah musuh. Karena tugas khususnya itu, pembentukan maupun keberadaan satuan komando ini pun semula amat dirahasiakan.
Operasi militer pertama satuan komando ini adalah sewaktu invasi pasukan Nazi terhadap Polandia, September 1939. Sebelum pasukan Nazi Jerman menembaki dan melintasi perbatasan Polandia, satuan Brandenburger telah disusupkan masuk ke wilayah Polandia, untuk mengintai dan merebut sasaran-sasaran taktis.
Misalnya sasaran seperti jembatan dan persimpangan strategis, sehingga serbuan pasukan induk tidak mengalami hambatan yang berarti. Sumbangan pasukan komando Brandenburg lebih kelihatan tatkala Hitler mengalihkan sasaran serbuannya ke barat, dengan menginvasi Belgia, Belanda dan Perancis pada musim semi 1940.
BACA JUGA: Tanda-tanda Pasangan Hanya Memanfaatkan Anda, Salah Satunya Mungkin Sedang Anda Rasakan
Tanggal 8 Mei 1940, satuan komando ini dengan mengenakan seragam tentara Belanda menyusup ke wilayah Belanda untuk merebut jembatan Sungai Meuse (Belanda: Maas) di Gennep. Jembatan ini sangat strategis bagi pengaliran pasukan Jerman ke Belanda.
Satuan kecil pimpinan Letnan Wilhelm Walther ini melakukan aksinya pukul 02.00, bertepatan dengan gerakan pasukan induk Jerman ke perbatasan. Ia bersama anak buahnya menyaru sebagai polisi militer Belanda yang mengawal sejumlah tawanan Jerman.
Dengan cara itu kubu pertahanan Belanda di ujung jembatan yang tidak mengira mereka adalah tentara musuh, dengan cepat dapat dilumpuhkan dan direbut dengan hanya korban tiga prajurit komando terluka. Tapi di ujung jembatan yang lain masih dikuasai pasukan Belanda dan mereka telah mendengar tembak menembak di ujung yang lain dari jembatannya sehingga langsung siaga.
BACA JUGA: Centang Biru WhatsApp Dimatikan, Begini Cara Mudah Tahu Pesan Kita Telah Dibaca
Namun Walther dengan anak buahnya yang tetap berseragam polisi militer Belanda, dengan beraninya berlari ke arah pos. Pasukan Belanda yang sudah bersiap, tenyata ragu-ragu karena takut tembakan mereka menganai “polisi militernya” sendiri.
Keraguan ini harus dibayar mahal. Pasalnya pos berhasil direbut dan detonator yang siap meledakkan jembatan dikuasai komando Jerman. Sesaat kemudian iringan pertama tank dan panser Jerman pun menggelinding aman menyeberangi jembatan utuh tersebut. Untuk selanjutnya dalam waktu singkat wilayah Eropa Barat pun berhasil dikuasai pasukan Nazi.
BACA JUGA: Kisah Bung Karno di Akhir Kekuasaan, Sekadar Minta Nasi Kecap Buat Sarapan pun Ditolak
Penulis | : | Yoyok Prima Maulana |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR