Sebagian lainnya lari ke Pantai Selatan Jawa. Salah satu kapal Sekutu yang menghindar ke Laut Selatan adalah HNLMS De Reuyter yang ditumpangi Admiral Karel Doorman.
Namun armada Jepang terus memburu kapal-kapal Sekutu yang telah tercerai berai itu dan berhasil menenggelamkan destroyer Jupiter, Java serta De Reyter.
Karel Doorman sendiri gugur bersama ratusan anak buahnya.
Ketika pertempuran reda, hampir semua kapal Sekutu jadi korban dan hanya dua penjelajah ringan yang bisa pulang ke pangkalan di Tanjung Priuk tanpa kerusakan yaitu Perth dan Houston.
Kendati hadangan armada Sekutu di Laut Jawa berhasil dihancurkan Jepang, paling tidak pendaratan pasukan Jepang ke Jawa bisa dihambat satu hari.
Esok harinya, 28 Februari, Perth dan Houston diperintah menghadang armada Jepang yang sudah memasuki Selat Sunda.
Misi penghadangan ini ibarat bunuh diri karena lawannya adalah penjelajah dan destroyer Jepang yang lebih unggul dalam segala hal.
Pada 1 Maret malam, Perth dan Houston akhirnya berhasil ditenggelamkan satu kapal penyapu ranjau dan transport Jepang karena terjadi saling tembak antar sesama rekan sendiri.
Sedangkan kapal-kapal perang Sekutu seperti Exeter, Encounter, dan Pope yang sedang kabur menuju Surabaya akhirnya berhasil ditenggelamkan oleh dua penjelajah berat Jepang, Nachi dan Haguro.
Setelah kekuatan AL Sekutu yang bertugas menjaga kawasan perairan Hindia Belanda berhasil dihancurkan, Jepang segera melancarkan pendaratan pasukan ke pulau Jawa dan berhasil dengan gemilang.
Dalam pertempuran di Laut Jawa itu AL Jepang boleh dikata menang telak dan pulau Jawa pun kemudian dengan mudah dikuasai.
Kapal-kapal Sekutu dan para anak buahnya akhirnya terkubur di Laut Jawa Hingga perang usai.
Untuk menghormati para pahlawannya itu Belanda dan negara-negara Sekutu melakukan upacara tabur bungan secara rutin tiap tahun.
Namun belakangan nasib kapal-kapal perang Sekutu yang karam di Laut Jawa itu menjadi tidak jelas karena terancam hilang akibat aksi penjarahan secara gelap.
(Baca juga: Kesulitan Perbaiki Jet Tempur Kiriman Isreal, Para Teknisi TNI AU Terpaksa Gunakan Kepala Kerbau)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR