Advertorial
Intisari-Online.com - Seorang pekerja di kamar mayat mengungkapkan bagaimana rasanya harus bersama dengan tubuh-tubuh tak bernyawa sepanjang hari.
Andrea Kaye, manajer kamar dan pemakaman mayat di rumah sakit East Yorke, Inggris berbagi pengalamannya pada Daily Mail.
Seluruf petugas yang bekerja di ruang mayat bukanlah perawat biasa.
Mereka wajib memiliki pengetahuan bedah untuk seluruh bagian tubuh manusia, sekaligus keterampilan konselor untuk berurusan dengan keluarga yang sedang berduka.
(Baca Juga:(Foto) Operasi Plastik Tidak Seinstan yang Dibayangkan, Wanita Ini Menderita 3 Bulan Setelah Jalani Operasi)
Selain itu, harus memiliki dedikasi dan perut besi alias tidak boleh mual dan muntah melihat kondisi pasien di kamar mayat.
"Bagi sebagian orang, pekerjaan ini menyeramkan dan tidak menyenangkan. Tapi kami di sini berperan untuk membantu orang-orang," kata Andrea.
Andrea juga harus mengendalikan emosi saat bekerja di kamar mayat.
Masalahnya, mereka tidak bekerja hanya menjaga mayat-mayat itu, menutupinya dengan kain dan menyimpannya di ruang-ruang penyimpanan khusus.
Seringkali mereka harus melakukan otopsi dan ini bukan hal yang menyenangkan untuk dilakukan.
"Mereka masuk ke ruangan ini dalam berbagai keadaan. Ada yang meninggal dengan normal, ada yang korban kecelakaan atau penjahat buronan dengan luka tembak di sekujur tubuh, dan bentuk yang lain,"
"Kami harus kuat dan profesional. Bagi kami, mereka tetap pasien yang harus diperlakukan dengan hormat dan sangat hati-hati," tambahnya.
Andrea dan timnya bisa melakukan otopsi antara tiga hingga sepuluh mayat dalam satu hari dengan waktu rata-rata otopsi 60 menit.
Orang-orang mungkin terkejut saat mengahui fakta bahwa perawat di ruang mayat juga berperan dalam proses otopsi.
Perawat harus menyiapkan mayat bagi para dokter dan ahli patologi dengan mengeluarkan organ-organ tubuh mayat, serta merekontruksi tubuh itu kembali setelah proses otopsi selesai.
"Ada kalanya kami melakukan rekontruksi yang lebih rinci, khususnya bagi mayat korban kecelakaan lalu lintas atau kebakaran yang tidak bisa dikenali oleh keluarganya," kata Andrea.
(Baca Juga:Dari Balita Kelaparan Hingga Eksekusi Mati, Foto-foto Ikonik Ini Menyimpan Kisah-kisah Pilu)
Namun, tim Andrea sering tidak bisa melakukan apa-apa jika kondisi mayat sudah sangat parah dan telah membusuk.
Menurut Andrea, perlu waktu sekitar enam tahun untuk benar-benar membentuk sikap dan kemampuan petugas kamar mayat yang handal.
Yang paling menyedihkan bagi Andrea dan timnya adalah ketika mereka harus menyimpan mayat seseorang lebih lama karena tidak ada keluarga yang bisa mereka hubungi.
Rumah sakit East Yorke memiliki kapasitas penyimpanan untuk 98 mayat, tapi mereka masih akan membangun lagi dan menambah jumlah ruang penyimpanan.
Bagi Andrea, pekerjaannya benar-benar unik dan menantang.
"Kadang aku bersemangat di pagi hari, namun beberapa kasus membuatku tidak bisa tidur semalaman hingga beberapa hari kemudian,"
Bagaimanapun juga, Andrea menyukai pekerjaannya karena bisa membantu banyak orang yang merasa kehilangan orang-orang yang dicintai dan menjawab pertanyaan atas penyebab meninggalnya mereka.
(Baca Juga:Pengakuan Jujur Pria Mapan yang Kecanduan Menjadi Sugar Daddy Lebih dari 10 Tahun)