Advertorial

Bukan Aspirin atau Parasetamol atau yang Lain, Inilah Obat Paling Ampuh untuk Penyakit Kita

Moh Habib Asyhad

Penulis

Mendengar dengan belas kasih bisa menjadi obat paling kuat untuk menyembuhkan orang.
Mendengar dengan belas kasih bisa menjadi obat paling kuat untuk menyembuhkan orang.

Intisari-Online.com –Sebelum Dr. Berry mencapai ruang di ujung koridor, ia menghela napas.

Ini adalah waktunya makan malam, dan ia harus mendatangi pasien terakhirnya untuk malam ini. Ia sudah tak sabar untuk pulang dan beristirahat.

Ia melihat pasien lansia duduk di sisi tempat tidur, berjuang untuk memakai sepasang kaus kaki.

Ia memasuki ruangan, tanpa membuat kontak mata dengan pasiennya, dan menoleh ke data status pasien.

Untungnya pasien itu berada dalam kondisi yang cukup layak. Dr. Berry pikir kunjungan akan berlangsung tidak lebih dari satu menit atau lebih.

Ia melancarkan serangkaian pertanyaan pasiennya itu.

“Bagaimana perasaan Anda, Pak Martin? Angka tekanan darah Anda sedikit naik hari ini. Apakah Anda merasa kuatir terhadap sesuatu? Perawat bilang kalau Anda berharap anak Anda berkunjung. Bukankah Anda senang kalau anak Anda berkunjung?”

“Pelan-pelan, Dok,” kata pria itu.

“Kau belum mendengar saya menjawab pertanyaan pertama Anda, saya percaya, Anda adalah orang muda yang selalu terburu-buru. Mengapa Anda tidak menarik kursi dan membantu saya memakai kaus kaki, dan saya akan menjawab semua pertanyaan Anda.”

Dr. Berry merasa dipaksa, dan Tuan Martin menceritakan sejarah singkat keluarganya.

Termasuk rangkaian peristiwa menyedihkan dan kesalahpahaman yang menyebabkannya terasing dengan anaknya.

Ketika ia selesai berbicara, ia berterima kasih karena dokter mendengarkannya.

“Saya tidak pernah berpikir saya akan berbagi cerita dengan siapa pun,” katanya, “Saya merasa sedikit berkurang stres saya sekarang.”

Sharingtersebut memakan waktu kurang dari lima menit. Seorang pasien yang tadinya meringis dan mengeluh beberapa menit sebelumnya, sekarang santai.

Dr. Berry memeriksa tekanan darah Pak Martin, ia terkejut mendapati tekanan darahnya dalam kisaran normal.

Pak Martin memberinya pelajaran berharga hari itu, karena ia menyadari bahwa mendengar dengan belas kasih kadang-kadang bisa menjadi obat paling kuat yang dapat diterima. (NPR)

Artikel Terkait