Advertorial

Rosella yang Berhak Menyandang Gelar ‘Teh’ dan Kemujarabannya Menghambat Tumbuhnya Kanker

Moh Habib Asyhad

Editor

Mirip seperti puluhan tanaman lain yang pernah jadi pembicaraan orang, nama rosella yang tiba-tiba beken dan menarik perhatian, tentu karena khasiatnya mengusir berbagai keluhan tubuh.
Mirip seperti puluhan tanaman lain yang pernah jadi pembicaraan orang, nama rosella yang tiba-tiba beken dan menarik perhatian, tentu karena khasiatnya mengusir berbagai keluhan tubuh.

Intisari-Online.com – Nama rosella belakangan naik daun. Bukan cuma lantaran rasanya yang asem-asem segar itu sering bikin orang rindu untuk mencicipinya lagi dan lagi.

Kelopak bunganya yang merah cabai, diyakini juga sebagai obat mujarab pengusir puluhan jenis gangguan tubuh.

Kini banyak dijual sebagai minuman herbal, diseduh seperti teh. Akhirnya ia sah dipanggil "teh" rosella.

Mirip seperti puluhan tanaman lain yang pernah jadi pembicaraan orang, nama rosella yang tiba-tiba beken dan menarik perhatian, tentu karena khasiatnya mengusir berbagai keluhan tubuh.

Mulai dari yang ringan seperti menjaga stamina, menurunkan panas, menurunkan tekanan darah, sampai yang lumayan berat seperti menurunkan kadar gula, menghambat tumbuhnya kanker, atau memulihkan ketergantungan obat. Pokoknya ajaib, titik.

(Baca juga:Pria 50 Tahun Ini Membuktikan bahwa Olahraga Teratur dan Makan Ayam adalah Obat Mujarab Kehidupan, Lihat Kondisi Fisiknya)

(Baca juga:Lidah Buaya Tak Sekadar Penyubur Rambut, Tanaman Ini Juga Obat Kolesterol yang Mujarab)

Sebelum jadi minuman seperti sekarang, kita sebenarnya pernah akrab dengan tanaman bernama Latin Hibiscus sabdariffa L. ini sebagai bahan pembuat karung goni atau karung beras.

Sekitar tahun '80-an serat rosella (bersama dengan kenaf dan jute) mengubah nasib petani menjadi jutawan karena permintaan tinggi untuk pembuatan karung dan pakaian.

Tapi kemudian nasibnya memburuk digusur pemakaian bahan plastik untuk karung.

Tinggi vitamin C

Tahun 2004, rosella muncul dan terkenal lagi. Kali itu sebagai sediaan bunga kering untuk minuman herbal. Pemunculan ini rupanya terkait dengan warna bunganya yang merah.

Di kalangan herbalis, warna merah bukan cuma berarti berani tapi sering dikaitkan dengan khasiat untuk mengobati penyakit.

Misalnya saja, buah merah asal Papua yang sempat diyakini sebagai herbal antikanker.

(Baca juga:Anda Sering Kram Perut Saat Haid? Ini 7 Cara Mengurangi Nyeri Haid, Dijamin Manjur!)

(Baca juga:Anjuran-anjuran Kesehatan dari Dokter Jepang Berusia 104 Tahun, Manjur Tidak Ya?)

Tak lama sirih merah diperbincangkan sebagai tanaman multikhasiat. Meski sirih merah memang sudah digunakan turun-temurun sebagai obat tradisional, salah satunya antibiotik.

Rosella yang berwarna merah, belakangan juga bernasib serupa.

Tak salah kalau orang menyebutnya bunga rosella. Memang yang dijadikan minuman bukan keseluruhan bunga, tapi cuma kelopaknya {calyx).

Kelopak inilah yang mengandung vitamin C tinggi. "Bahkan, kandungannya sembilan kali lebih banyak dibandingkan dengan vitamin C di dalam jeruk sitrus (nipis) dan sepuluh kali lipat dibandingkan dengan belimbing," kata Asep Indra Kurniawan, Sales & Marketing Manager PT Liza Herbal International, Bogor, salah satu produsen rosella herbal.

Penjelasannya, setiap 100 g kelopak rosella segar mengandung 260 - 280 mg vitamin C. Jumlah itu tiga kali lipat kadar vitamin C pada anggur hitam.

Seperti kita tahu, di dalam tubuh, vitamin C alami ini berfungsi membantu memperbaiki metabolisme dan meningkatkan daya tahan tubuh.

Kelopak bunga rosella juga kaya vitamin A, kalsium, kalium, zat besi, natrium, karbohidrat, serat, dan zat-zat gizi lain.

Kombinasi dari beberapa jenis nutrisi ini digunakan oleh para herbalis untuk membuat resep menurunkan lemak badan.

Juga untuk program diet buat penderita kencing manis dan mencegah osteoporosis.

Di sejumlah negara di Afrika, India, dan Meksiko, rosella dikategorikan sebagai obat tradisional. Kira-kira seperti jamu di Indonesia.

Uji farmakologi di Senegal merekomendasikan ekstrak kelopak rosella sebagai obat penurun tekanan darah.

Efek ini diduga berasal dari kandungan asam organik, polisakarida, dan flavonoid di dalamnya.

Senyawa-senyawa aktif itu mengurangi derajat kekentalan darah sehingga peredaran darah jadi lancar.

(Baca juga:Mengusir Sembelit Dengan Teknik Bernapas Ini, Manjur!)

(Baca juga:Cengkih, Cocok untuk Bumbu Masakan, Manjur Pula untuk Penghilang Sakit Gigi)

Ekstrak kelopak bunga rosella berkhasiat antikejang, anticacing, antibakteri, bahkan bisa mematikan Mycobacterium tuberculosis, kuman penyebab tuberkulosis.

Khasiat lain adalah sebagai penetral alkohol. Uji praklinik pada unggas menunjukkan bahwa ekstrak rosella menurunkan tingkat penyerapan alkohol sehingga mengurangi efek alkohol di dalam tubuh.

Di Guatemala malah jadi salah satu obat terapi pecandu narkoba.

Food and Drug Administration (Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat) memperbolehkan pencampuran ekstrak kelopak bunga rosella dengan minuman beralkohol.

Tujuannya untuk mengurangi penyerapan alkohol agar efek buruknya bisa dikurangi. Jadi kalau mabuk, tidak mabuk-mabuk bangetlah.

Serat hingga selai

Seperti sudah disinggung sebelumnya, rosella yang termasuk famili Malvaceae juga penghasil serat. Dalam famili ini ada dua varietas yang biasa diambil seratnya.

"Yang diambil seratnya itu termasuk tanaman tahunan," terang Romo Paulus Tribrata, herbalis asal Yogyakarta.

Tinggi tanaman ini bisa mencapai 4,8 m. Banyak dibudidayakan di India timur, Nigeria, dan Amerika.

Rosella penghasil serat ini mirip kenaf (H. cannabicus L). Awalnya tanaman ini tidak banyak dikenal di luar Afrika.

Baru pada 1914, ketika biji rosella dari Ghana didatangkan ke Filipina, diketahui bahwa tanaman ini berpotensi sebagai penghasil serat.

Tapi budidaya rosella untuk serat pertama dimulai di Kuba pada 1919.

Jawa adalah tanah Asia pertama yang ditanami tanaman berserat ini tahun 1918. Baru kemudian Malaysia (1921), Sri Lanka (1923), India (1927), dan terakhir Vietnam (1957).

Setelah itu rosella menyebar ke banyak negara tropis hingga kini.

Sedangkan rosella yang umum dikonsumsi adalah H. Sabdariffa cv. Sabdariffa. Tanamannya berbentuk semak dengan ketinggian sekitar 2 – 5 m. Batangnya cokelat kemerahan.

(Baca juga:Candlelight Yoga ala Meghan Markle Ini Bikin Lelap Tidur Loh, Buktikan Juga Khasiatnya yang Lain!)

(Baca juga:Khasiat Empon-empon Kalahkan Migrain, Sssttt... Ada Kandungan Alkoholnya Juga Ternyata)

Daunnya tipis dengan susunan berhadapan. Tangkai daun berwarna merah. Dari tangkai daun ini keluar bunga. Jenis ini bukan tanaman tahunan melainkan musiman.

Bunganya mirip bunga sepatu. Cuma tidak punya rangkaian benang sari dan kepala putik (biasa disebut column) yang menjulur.

Column-nya pendek saja, ada di tengah bunga yang dasarnya berwarna merah marun. Mahkota bunganya berwarna putih sedikit pink.

Ukuran bunganya sebesar telapak tangan orang dewasa dan hanya mekar sehari.

Bila sudah layu karena penyerbukan sendiri, bunga ini menghasilkan biji yang dibungkus kelopak bunga yang lalu menjelma menjadi buah.

Bentuknya mirip "hati" dengan 30 - 40 biji di dalamnya. Sebelum kelopak tua, bunga rosella sebaiknya dipanen.

Pemanenan dilakukan jika bunga sudah mencapai pertumbuhan optimal, kira-kira umur 30 hari. Tandanya, ukurannya sudah tidak bertambah lagi tetapi masih dalam keadaan segar, tidak mengering.

Mudah dipetik dengan tangan. Pemanenan mudah dilakukan pada pagi hari atau sore hari. Setelah dipanen, kelopak bunga dipisahkan dari biji lantas dicuci.

Langkah selanjutnya diolah sesuai kebutuhan.

Mirip teh tubruk

Kemungkinan rosella yang bisa dimakan ini asalnya dari kawasan tropis Afrika. Rosella jenis ini bijinya enak dimakan.

Begitu pula daun, tunas muda dan bagian kelopak. Pemanfaatan rosella sebagai makanan diyakini jauh lebih dulu dibandingkan dengan pemakaian untuk serat.

Masyarakat Sudan pada 4.000 SM diduga sudah memakannya. Sebagai tanaman sayuran, rosella mencapai benua Asia pada abad ke-17.

Ragam olahan rosella pun berkembang sesuai dengan tradisi masyarakat pemakai. Paling umum, rosella dipakai untuk pembuatan sirup, perasa dan pewarna makanan, serta selai.

(Baca juga:Mulai dari Antiseptik Hingga Turunkan Risiko Kanker, Inilah 10 Manfaat Istimewa Rambutan yang Jarang Diketahui)

(Baca juga:Kabar Bahagia, Mengonsumsi Kopi Setiap Hari Mengurangi Risiko Kanker Hati

Di Afrika, kelopak rosella disajikan bersama kacang tanah yang ditumbuk. Juga digunakan sebagai saus, jeli, selai, sirup, maupun koktail.

Warna dan rasa selai rosella tak jauh beda dari selai ceri. Rasanya asam. Khusus untuk sirup, rosella biasanya dimasak menggunakan gula.

Penggunaan rosella sebagai minuman kesehatan baru berkembang belakangan. Kita mengenalnya dengan sebutan "teh rosella".

Istilah ini kadang mengacaukan kita dengan teh (Camellia sinensis) yang biasa kita minum saban hari.

Rosella berhak menyandang gelar "teh" karena cara penyiapannya mirip menyeduh teh tubruk. Kelopak bunga yang kering diseduh dengan air panas.

Boleh ditambah gula, bisa langsung diseruput begitu saja. Seduhan rosella akan terlihat berwarna merah, rasanya asam. Asam yang menyehatkan tentunya.

(Artikel ini Ditulis oleh Titik Kartitiani. Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Agustus 2009)

Artikel Terkait