Intisari-online.com - Para penumpang pesawat komersil pada umumnya merasa heran dan bertanya-tanya kenapa saat akan take off (tinggal landas) dan landing (mendarat) lampu kabin dalam pesawat ternyata malah dimatikan.
Demi alasan keselamatan penerbangan maka saat akan tinggal landas dan mendarat lampu kabin memang harus dimatikan.
Pasalnya dalam kondisi seperti itu penerbangan pesawat sedang dalam keadaan paling rawan dari seluruh proses penerbangan.
Dalam dunia penerbangan sudah terbukti bahwa kecelakaan pesawat 80% terjadi saat tinggal landas dan mendarat.
BACA JUGA: Inilah Daftar 7 Kota Paling Layak Huni di Indonesia! Adakah Kota yang Anda Tinggali?
Sudah semestinya pada kondisi tersebut semua harus waspada, salah satunya adalah dengan mematikan lampu kabin.
Tujuan mematikan lampu dan menegakkan kursi, memasang safety belt, menutup meja, dan membuka jendela buat penumpang, sebenarnya ada dua pendekatan yaitu pendekatan teknis dan psikologis.
Pendekatan teknis adalah mengurangi beban penggunaan aliran listrik di pesawat, mengingat pada waktu take off dan landing adalah masa kritis.
Beban listrik mungkin diperlukan untuk tujuan lain namun dengan mematikan aliran listrik untuk penerangan maka sistem emerjensi menjadi menyala pada tanda arah menuju pintu darurat.
BACA JUGA: Pengakuan Heboh Pramugari: Selalu Nyalakan Ponsel Saat Penerbangan Karena Sebenarnya Tidak Berbahaya
Selain itu dengan mematikan penerangan di dalam kabin maka salah satu langkah tindakan emerjensi telah dilakukan.
Sedang pendekatan psikologis adalah untuk membuat penumpang menjadi “tidak nyaman” dengan memperhatikan sekeliling secara terpaksa lewat jendela yang harus dibuka.
Ketidaknyamanan ini secara naluriah akan membuat penumpang menjadi waspada dan cepat bereaksi bila ada aba-aba emerjensi.
Penulis | : | Yoyok Prima Maulana |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR