Advertorial

Ingat Ini, Urut Hanya Untuk Pegal Bukan Keseleo

Yoyok Prima Maulana

Editor

Kebiasaan yang berkembang di masyarakat, setiap kali menghadapi kondisi  keseleo langsung terfokus pada tindakan mengurut atau pergi ke tukang urut.
Kebiasaan yang berkembang di masyarakat, setiap kali menghadapi kondisi keseleo langsung terfokus pada tindakan mengurut atau pergi ke tukang urut.

Intisari-Online.com – Kasus cedera otot, tulang, dan sendiatau yang biasa disebut keseleo atau terkilir bisa terjadi kepada siapa saja.

Gejala umum yang sering terjadi pada keseleo, seperti bengkak, nyeri, memar, dan kemerahan sehingga menyebabkan sulit bergerak.

Penyebab keseleo antara lain, terjatuh, terbentur benda keras, mengangkat beban terlalu berat, peregangan otot yang melebihi kapasitas normal, terjadi robekan atau serat-serat urat yang putus pada ligamen dan salah melakukan gerakan ketika berolahraga.

Namun sayangnya, kebiasaan yang berkembang di masyarakat, setiap kali menghadapi kondisi keseleo langsung terfokus pada tindakan mengurut atau pergi ke tukang urut.

BACA JUGA:Mulai Sekarang, Berhentilah Makan Nasi Sisa Kemarin! Ini Alasannya

“Padahal, mengurut tidak dianjurkan untuk kasus-kasus keseleo atau terkilir. Sebetulnya, pengobatan dengan cara diurut hanya dilakukan untuk kondisi tubuh yang pegal, bukan kondisi cedera,” jelas dr. Arif Soemarjono, SpKFR, FACSM., Dokter Spesialis Fisik dan Rehabilitasi Muskoskeletal Klinik Flex Free Jakarta.

Mengurut bagian tubuh yang keseleo atau terkilir justru dapat membahayakan dan memperparah cedera.

Misalnya, pembuluh darah melebar sehingga membuat peradangan atau bengkak yang jauh lebih hebat atau jika cedera di otot lalu diurut, maka akan menimbulkan trauma atau kerusakan lebih parah pada otot.

Pertolongan pertama yang dapat dilakukan ketika mengalami keseleo atau terkilir adalah dengan metode Protection, Rest, Icing, Compression, dan Elevation (PRICE).

Metode PRICE dapat mengatasi cedera secara dini dan tidak memperparah kondisi cedera. Semakin cepat metode ini diterapkan, maka akan semakin cepat proses penyembuhan.

1. Protection

Tindakan melindungi bagian tubuh yang cedera dengan perban elastis atau ankle support demi melindungi dari benturan benda luar sehingga tidak menimbulkan trauma yang berlebihan.

2. Rest

Mengistirahatkan kurang lebih selama tiga hingga tujuh hari. Artinya tidak memfungsikan bagian yang cedera dari aktivitas yang dapat memperparah cedera, seperti olahraga, turun tangga, dan gerakan lainnya.

3. Icing

Melakukan kompres dingin menggunakan es batu pada bagian yang cedera kurang lebih lima menit setiap empat jam sekali selama tiga hari berturut-turut. Pendinginan dapat mengurangi rasa nyeri dan bengkak.

BACA JUGA:Satu Bulan Sebelum Serangan Jantung, Tubuh Memberikan 6 Tanda Ini

4. Compression

Langkah ini hampir sama dengan icing. Hanya saja di langkah ini dilakukan penekanan pada bagian yang mengalami cedera sambil melakukan kompres dingin.

Atau bisa juga dengan melakukan pembungkusan menggunakan perban elastis atau deker pada bagian yang cedera. Hal ini dapat membantu mengurangi bengkak, selama pembungkusan dan perban tidak terlalu ketat.

5. Elevation

Mengangkat bagian tubuh yang cedera lebih tinggi dari posisi jantung. Misalnya jika yang cedera pada kaki, upayakan pasien dalam posisi tidur mengangkat kaki lalu diletakkan ke tembok agar posisinya lebih tinggi dari jantung.

Hal ini bertujuan agar aliran darah balik atau pembuluh vena menjadi lebih lancar sehingga dapat mengurangi atau mencegah bengkak. (Esra)

BACA JUGA:Kisah Windi, Anak 'Bodoh' yang Bisa Menggambar dengan Sangat Indah. Karena Kecerdasan Bukan Hanya Soal IQ!

Artikel Terkait