3 Tanda Nyeri Dada yang Bukan Gejala Serangan Jantung

Ade Sulaeman

Penulis

3 Tanda Nyeri Dada yang Bukan Gejala Serangan Jantung
3 Tanda Nyeri Dada yang Bukan Gejala Serangan Jantung

Intisari-Online.com - Nyeri dada yang sangat berat sehingga kita sulit bernapas, memang gejala yang memerlukan penanganan segera di rumah sakit karena dikhawatirkan gejala serangan jantung.

Walau begitu, ada juga beberapa jenis nyeri dada yang bukan pertanda kedaruratan. Biasanya nyeri tersebut hilang dengan sendirinya.

Menurut dokter spesialis penyakit jantung Curtis Rimmerman, penulis buku “The Cleveland Clinic Guide to Heart Attacks", gejala berikut bukanlah tanda serangan jantung.

- Tidak nyaman di dada yang berlangsung sesaat, seringkali ditandai dengan semacam kejutan listrik. Biasanya nyeri semacam ini disebabkan karena cidera otot dan persendian atau pun inflamasi, atau nyeri saraf.

Sementara itu, pada nyeri akibat jantung biasanya tidak gampang hilang, paling tidak selama beberapa menit atau jam nyerinya tak juga membaik.

- Rasa tidak nyaman di dada yang memburuk saat ada perubahan posisi bernapas, seperti menarik napas dalam. Rasa sakit tersebut disebabkan gangguan pada paru (misalnya peradangan pada membran paru, pneumonia, atau asma). Sedangkan nyeri akibat jantung biasanya menyebar.

- Nyeri dada yang membaik setelah olahraga. Rasa nyeri tajam di bagian dada yang membaik setelah dilakukan peregangan kemungkinan disebabkan oleh hal lain, misalnya asam refluks. Nyeri yang terkait dengan jantung biasanya justru memburuk setelah peregangan.

Yang harus diingat, gejala serangan jantung atau angina berbeda-beda pada setiap orang. Ada yang mengalami nyeri dada, ada juga yang hanya berupa rasa tidak nyaman pada lengan. Bahkan, sebagian orang tidak mengalami gejala apa pun.

(kompas.com)