Advertorial
Intisari-Onlinecom- Daerah terpencil di Vietnam Utara bukan tempat yang aman untuk para anak perempuan.
Gadis-gadis berusia sekitar 13 tahun banyak yang diculik untuk diperdagangkan ke China.
Dilansir dari BBC, Plan International (organisasi hak anak) mengungkapkan bahwa anak-anak itu dijual untuk pernikahan paksa.
Pernikahan paksa jenis ini telah berkembang pelan namun pasti selama satu dekade terakhir.
Baca Juga:Kisah Miris Seorang Suami yang Istrinya Belum Lama Meninggal, Rumahnya Malah Terkena Longsor
Vincent Tremeau, seorang fotografer, mengunjungi Vietnam bersama Kirsty Cameron dari Plan International untuk bertemu sebuah keluarga di sana.
Mi sedang dalam perjalanan ke pasar di hari saat dia diculik.
Keluarganya menduga Mi telah diikuti dua orang mencurigakan saat pulang dari pasar.
Sejak Mi menghilang, tiga gadis lainnya di desa terpencil yang terletak di pegunungan itu juga ikut menghilang.
Keluarga yang ditinggalkan ini menderita ambiguous loss, istilah ciptaan psikolog Pauline Boss.
Mereka mengalami berbagai emosi intens yang fluktuatif: kesusahan, kebingungan, kesedihan, keputusasaan, frustrasi, ketidakberdayaan, dan pengharapan.
Dengan cara itu diharapkan pemerintah akan lebih bertindak atas penculikan gadis-gadis itu.