Intisari-online.com - Hingga detik ini, masih banyak orangtua yang menjadikan nilai akademis sebagai tolok ukur kesuksesan anak nantinya di masa depan.
Fenomena ini juga akhirnya merujuk pada sikap membandingkan kepintaran anak dengan anak lainnya hanya dari nilai A, B atau nilai 10 yang sempurna.
Kata-kata yang menggambarkan kemarahan dan kekecewaan orangtua karena nilai akademis anak yang buruk menjadi tindakan selanjutnya.
Padahal, hal tersebut sangat keliru dilakukan oleh orangtua. Demikian seperti yang dipaparkan oleh Nana Gerhana, Psikolog.
Menurut Nana, setiap anak memiliki talentanya masing-masing dan orangtua bisa menggali talenta yang dimiliki oleh anaknya.
(Baca juga: Kisah Windi, Anak 'Bodoh' yang Bisa Menggambar dengan Sangat Indah. Karena Kecerdasan Bukan Hanya Soal IQ!)
Tidak semua anak bisa pintar dalam akademis dan juga memiliki banyak talenta.
Terkadang mereka hanya memiliki salah satu diantaranya, misalnya visual motorik yang bagus, atau di bidang musik, atau hal-hal lain di luar akademis.
"Tidak semua anak bagus dalam hal akademisnya. Seharusnya orangtua tidak boleh terlalu push anaknya. Jangan merasa malu, bisa saja sang anak menonjol di talenta lainnya," ujarnya pada Kompas.com .
Saran Nana, sebaiknya yang perlu dilakukan orang tua adalah mencari tahu mengenai sisi positif dari sang anak.
Biarkan anak mencari apa yang disukai, sehingga dia benar-benar merasa bahwa dapat menekuni hal tersebut.
Anak-anak memang lebih mudah untuk menjadi bosan. Anda dapat menggali terlebih dahulu apa motivasi yang dimiliki sang anak, dan tujuan mereka. Ketika mereka bosan, Anda beri pengertian kepada mereka, yang terpenting adalah harus dikomunikasikan, ujar Nana.
(Baca juga: Orang Jerman Bikin Matahari Buatan Yang Panasnya Bisa Membakar Orang)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR