Asal nama bulan II -III- IV atau Aphrilis, Maius, dan Junius punya beberapa versi. Hari pertama April adalah perayaan untuk Venus.
Tak aneh bila muncul sangkaan April berasal dari Aphrilis alias Aphrodite yaitu Venus daIam bahasa Yunani.
(Baca juga: Gempa Jakarta: Apa yang Menyebabkan Bumi 'Bergoyang'?)
(Baca juga: Gempa Jakarta: Benarkah Hewan Mampu Memprediksi Terjadinya Gempa?)
Tapi, menurut psikolog Jerman Jakob Grimm (1785 - 1863), April berasal dari nama dewa atau pahlawan Aper atau Aprus. Maius diambil dari Dewi Maia, anak Atlas.
Sedangkan Junius dari nama Dewi Juno. Tapi ada yang menyebut, April, Mei, dan Juni cuma tahap pertumbuhan pertanian dan peternakan.
Januari dan Februari ditambahkan oleh Numa Pombilius agar setahun menjadi 355 hari. Januari berasal dari Janus, nama dewa penguasa pintu dan gerbang, dan oleh Joannes dari Lydia dikatakan sebagai nama planet.
Kata Februarius berasal dari kata februa, tali dari kulit kambing, yang dalam tradisi Lupercalia disabetkan pada perempuan agar jadi subur.
Saat Julius Caesar memerintah, kalender sudah ketinggalan tiga bulan dari musim akibat akumulasi salah hitung.
Untuk mengejar Caesar memperpanjang setahun menjadi 445 hari. Tak heran kalau tahun 46 SM disebut Tahun Kekacauan.
Atas nasihat astronom Yunani, Sosigenes, ia memerintahkan untuk berpatokan pada bulah, satu tahun punya 12 bulan dan berisi 31 dari 30 hari berselang-seling, kecuali Februari, 29.
(Baca juga: (Foto) Apa Jadinya Jika Para Pemimpin Dunia 'Nyontek' Gaya Rambut ala Pasha 'Ungu'? Inilah Hasilnya)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR