Advertorial

Ingatlah! Menjawab Pertanyaan Bodoh Sama Saja dengan Memberikan Jawaban Bodoh

Ade Sulaeman

Editor

Kisah seorang guru terkenal dengan orang yang melamar menjadi muridnya.
Kisah seorang guru terkenal dengan orang yang melamar menjadi muridnya.

Intisari-Online.com –Seorang pemuda berusia dua puluhan mengetuk pintu Sang Guru yang terkenal. Katanya, “Saya datang kepada Anda karena saya ingin belajar Veda.”

"Apakah Anda tahu bahasa Sansekerta?" Guru bertanya. "Tidak," jawab pemudaitu. "Apakah Anda mempelajari filosofi India?"

(Baca juga: Mirip Dongeng, Bertahun-tahun Dihina Sebagai Kodok, Wanita Ini Kini Berubah Cantik Rupawan) "Tidak.Tapi jangan khawatir.Saya baru saja selesai disertasi doktor saya di Harvard pada logika Socrates.Jadi sekarang, saya hanya ingin melengkapi pendidikan saya dengan sedikit belajar dari Veda. " "Saya ragu," kata Guru, "bahwa Anda siap untuk belajar Veda.Ini adalah pengetahuan terdalam yang pernah dikenal.Jika Andatetap menginginkannya, saya bersedia memberikan tes dalam logika Anda. Dan jika Anda lulus tes, maka saya akan mengajarkan Veda pada Anda.”

Pemuda itu setuju. Guru memegang dua jari."Dua orang turun cerobong asap.Satu keluar dengan wajah bersih;yang lain keluar dengan wajah kotor.Yangmanakah yang mencuci wajahnya?"

Pemuda menatap Guru."Apakah itu benar-benar tes logika?" Guru mengangguk. "Yangwajahnya kotor yang mencuci wajahnya," jawab pemuda itu dengan penuh percaya diri.

"Salah.Orang dengan wajah bersihyang mencuci wajahnya.Mari kita lihat logikanya. Yang berwajah kotor melihat temannya dengan wajah bersih, maka ia berpikir wajahnya bersih. Yang satunya dengan wajah bersih melihat temannya berwajah kotor, maka ia berpikir wajahnya kotor. Jadi, ia yang berwajah bersih mencuci wajahnya.”

(Baca juga: Kisah Pilu Marina Chapman: Dibuang ke Hutan, Dirawat Kera, Lalu Dijadikan Budak Seks)

"Sangat cerdas," kata pemuda itu. "Beri aku tes lain." Guru lagi mengangkat dua jari."Dua orang turun cerobong asap.Satu keluar dengan wajah bersih, yang lain keluar dengan wajah kotor.Yangmana yang mencuci wajahnya? " "Bukankah tadi sudah Guru jelaskan, yang mencuci wajah adalah yang wajahnya bersih.”

"Salah.Masing-masing mencuci wajahnya.Mari kita lihat logikanya. Orang dengan wajah kotor melihat temannya dengan wajah bersih dan berpikir wajahnya bersih. Yang berwajah bersih melihat temannya berwajah kotor dan berpikir wajahnya kotor. Jadi, orang yang wajahnya bersih mencuci wajahnya. Ketika yang berwajah kotor melihat orang dengan wajah bersih mencuci wajahnya, ia juga mencuci wajahnya. Jadi, masing-masing mencuci wajahnya.”

"Saya tidak memikirkan itu," kata pemuda itu. “Ini mengejutkan saya dan saya bisa membuat kesalahan dalam logika.Silakan memberikan saya tes lagi. " Guru memegang dua jari."Dua orang turun cerobong asap.Satu keluar dengan wajah bersih;yang lain keluar dengan wajah kotor.Yangmana yang mencuci wajahnya?" "Masing-masing mencuci wajahnya." "Salah.Tak satu pun mencuci wajahnya.Mari kita periksa logikanya. Orang dengan wajah kotor melihattemannya dengan wajah bersih dan berpikir wajahnya bersih.Yangberwajah bersih melihat temannya dengan wajah kotor dan berpikir wajahnya kotor.Tapi ketika yangberwajah bersih melihat orang yang wajah kotor tidak mencuci wajahnya, ia juga tidak mencuci wajahnya.Jadi, tidak satu pun mencuci wajahnya. " Pemudaitu putus asa."Apakah saya memenuhi syarat untuk mempelajariVeda?Tolong beri saya satu lagi tes." Meskipun geram, Guru mengangkat dua jari."Dua orang turun cerobong asap.Satu keluar dengan wajah bersih;yang lain keluar dengan wajah kotor.Yangmana yang mencuci wajahnya? " "Tak satu pun mencuci wajahnya." "Salah.Apakah Anda sekarang melihat mengapa logika dasar tidak cukup untuk mempelajari Veda?Katakan padaku, bagaimana mungkin dua orangdapat turun dari cerobong asap pada saat sama, dan satu keluar dengan wajah bersih, sementara yang lainnya wajahnya kotor? Apakah Anda tidak melihat? Seluruh pertanyaan adalah omong kosong, kebodohan, dan jika Anda menghabiskan seluruh hidup Anda untuk mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan bodoh, itu berarti semua jawaban Anda akan menjadi bodoh juga.” (Lila Nathania)

(Baca juga: (Foto) Kisah Memilukan dari Jasad-jasad 'Abadi' para Pendaki Everest)

Artikel Terkait