Advertorial
Intisari-Online.com- Bunglon telah dikenal sebagai binatang yang memiliki warna kulit berubah-ubah menyesuaikan dengan lingkungannya.
Mereka juga mengubah warna kulit sebagai isyarat dan untuk berkomunikasi.
Tak hanya itu, dalam sebuah studi, para ilmuwan menemukan bahwa tulang bunglon juga dapat berpendar.
Proyeksi bulat kecil pada tuberkel (tulang di sekitar wajah bunglon), memancarkan warna biru dibawah sinar UV.
Baca Juga:Gara-gara Mengumbar Kisah Lingerie Putri Diana dan Ratu Elizabeth, Supplier Ini Dipecat
Hal ini dikarenakan pada dasarnya tulang mereka dapat bersinar dalam kegelapan.
Tuberkel keluar dari tulang tengkorak dan menggeser semua kecuali satu lapisan tipis kulit untuk menciptakan semacam 'jendela' transparan ke tulang.
Dalam dunia fluoresensi, sudah menjadi rahasia umum bahwa tulang bereaksi terhadap sinar UV.
Hal ini juga dapat terjadi pada gigi kita pada kegelapan.
Namun untuk kasus bunglon, ini menjadi contoh pertama fluoresensi pada tulang vertebrata.
Serta menjadi kemampuan guna berkomunikasi dengan bunglon lainnya.
"Kami hampir tidak mempercayainya saat bunglon menyala dengan lampu UV," kata David Prötzel, peneliti dan mahasiswa doktoral di Zoological State Collection di Munich, sebagaimana dilansir pada IFL Science.
Menurut penelitian, kemampuan fluoresens tulang ini dimiliki oleh sebagian besar bunglon di Madagaskar, Afrika.
Mereka dapat melakukan ini dengan bantuan protein, pigmen, kitin, dan getah bening.
Kemampuan fluoresen sebagian besar diadaptasi pada bunglon yang hidup di habitat berhutan dan lembab.
Baca Juga:Menghabiskan untuk Hidup, Bukan Hidup untuk Menghabiskan
Karena cahaya biru yang dipancarkan kontras dengan skema warna hutan hijau dan coklat.
Penelitian yang dipublikasikan di Scientific Reports ini juga mengungkapkan tentang cara bunglon menarik pasangan lawan jenisnya.
Tuberkel juga ditemukan lebih banyak dimiliki oleh bunglon jantan daripada betina.
Para ilmuwan juga berhipotesis fluoresensi pada bunglon digunakan untuk melindungi diri dari sinar matahari, bersembunyi dari deteksi sinar UV, menakut-nakuti predator, dan komunikasi dengan pasangan.